Beranda Headline Mereka, Para Penjaga Wahyu

Mereka, Para Penjaga Wahyu

BERBAGI
Dokumentasi Andri Saleh

Bandung, AHAD.CO.ID- Ada yang meriah di Masjid Agung Trans Studio Bandung, Selasa (26/12/2017). Ratusan anak dari berbagai sekolah tahfidz yang ada di Kota Bandung berkumpul untuk mengikuti Lomba Tahfidz Quran.

Acara yang digelar oleh Shuffah Baitul Mu’min ini memperebutkan Piala Wakil Ketua DPRD Kota Bandung dan sejumlah uang pembinaan. Alhamdulillah. Dari hasil penilaian dewan juri yang sangat ketat – mulai dari kelancaran membaca surat, makhraj huruf, tajwid, dan langgam – keluar sebagai juara I tingkat SD yaitu Ade Bagja (12 tahun) peserta dari Saung Tahfidz Indonesia.

Membludaknya peserta lomba menjadi sesuatu hal yang menarik. Bagaimana tidak, di era generasi milenial ini – dimana anak-anak disuguhi oleh gadget, internet, dan game online – ternyata masih banyak juga yang bercita-cita menjadi hafidz Quran. Di satu sisi, ini tentunya merupakan suatu kebanggaan bagi kita sebagai umat Islam. Namun di sisi lain, ini merupakan tantangan yang tidak mudah untuk melahirkan generasi hafidz Quran di masa mendatang.

Menurut Ustadz Ari Mohammad Priyadi, SH, pimpinan Saung Tahfidz Indonesia, setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan bagi orang tua maupun pengajar di sekolah tahfidz agar anak-anak menjadi seorang hafidz Quran.

Baca juga :   Di Sini Satu Orang Minoritas Dipenjarakan, di Singapura 570,000

Pertama, niatkan karena Allah. Ini adalah pondasi awal agar anak-anak memiliki tekad yang kuat untuk menghapal Quran. Tumbuhkan semangat “Man Jadda Wa Jada”. Siapa yang bersungguh-sungguh maka dia akan berhasil. Dengan demikian, anak-anak akan bersungguh-sungguh untuk meraih gelar hafidz Quran.

Kedua, membuat jadwal rutin untuk mengulang hapalan. Bila perlu, jadwal itu dicetak dalam bentuk buku atau ditempel di dinding kamar. Di sinilah peran orang tua atau pengajar untuk mengontrol jadwal tersebut. Perlu dicatat, waktu yang dialokasikan dalam jadwal tersebut adalah waktu yang diluangkan, bukan sisa waktu yang ada.

Ketiga, berdoa kepada Allah SWT agar dimudahkan menghapal Quran. Hal ini perlu dilakukan mengingat bahwa pemilik Quran itu adalah Allah SWT.

Dengan ketiga hal tersebut, semoga saja kita semua mampu melahirkan generasi hafidz Quran. Generasi yang menjadi garda terdepan dalam menjaga wahyu Allah yang – insyaa Allah – dipersiapkan untuk menyambut kebangkitan Islam di masa yang akan datang. Aamiin.

KIRIMAN : ANDRI SALEH
REDAKTUR: DANIEL AMRULLAH