Jakarta, ahad.co.id- Ketua Umum Forum Jurnalis Muslim (Forjim), Dudy Sya’bani Takdir meminta Pemerintah Pusat serius melindungi keselamatan insan pers di Papua.
Hal itu dia sampaikan karena beberapa kantor media di Papua dirusak oleh para pendemo.
“Pemerintah wajib hadir untuk melindungi teman-teman jurnalis yang meliput demonstrasi masyarakat Papua,” katanya dalam keterangan pers resmi, Jumat (30/8/2019) di Jakarta.
Atas kejadian itu, Dudy berpesan agar awak media yang bertugas di sana tetap berhati-hati. Bila ada hal-hal yang dirasa mengancam keselamatan, ia menyarankan segera mencari perlindungan.
“Kami berpesan kepada kawan-kawan jurnalis di Papua: tidak ada berita yang seharga dengan nyawa. Utamakan keselamatan. Walaupun pekerjaan jurnalis dilindungi Undang-Undang Pers, tetap tidak boleh gegabah,” tambahnya.
Kepada masyarakat Papua yang tengah melakukan aksi, Dudy berpesan agar awak media jangan diperlakukan seperti musuh. Tindak kekerasan kepada jurnalis, justru akan menjadi penghambat informasi yang ingin disampaikan masyarakat ke Pemerintah.
“Kami adalah penyambung suara masyarakat. Lewat berita yang kawan-kawan di lapangan hasilkan, informasi dapat diterima dengan baik oleh pemerintah,” kata Dudy.
Kendati demikian, dia juga mendesak pemerintah segera mengambil sikap untuk mengatasi persoalan di Papua.
“Jangan dibiarkan berlarut-larut. Pemerintah punya instrumen untuk menyelesaikan persoalan ini dengan segera. Agar korban tak semakin banyak berjatuhan,” pungkasnya
Sebelumnya telah diberitakan bahwa kantor media massa milik Perum LKBN ANTARA Biro Papua dirusak oleh pendemo baru-baru ini. Pendemo melempari kantor Antara sehingga mengakibatkan sejumlah kacanya pecah. Tidak hanya LKBN Antara, kantor iNews di Papua pun menjadi sasaran tindak kekerasan pendemo.
Hasbi Syauqi