Jakarta, Ahad.co.id- Dalam rangka mencetak tour leader profesional, Lembaga Bahasa (LB) LIA Pramuka menggelar seminar dan workshop pariwisata bertema ‘Membangun Profesi Tour Leader & Guide di Era Digital’ di Aula Gedung LB LIA Pramuka, Rabu (17/10).
Seminar dan workshop ini menghadirkan narasumber berpengalaman di bidang tour leader, yaitu Rudiana Ketua Dewan Penasehat Asosiasi Tour Leader Indonesia, Eddy Efendi Fasilitator LDC LIA, dan Priyadi Abadi, M.Par Chairman Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF).
Dalam paparannya, Rudiana menjelaskan bahwa kemajuan teknologi menuntut para tour leader harus lebih akrab dengan teknologi, kendati demikian tour leader hendaknya tidak kuatir akan tergantikan oleh teknologi.
“Teknologi itu hanya jadi perantara, dia tidak akan pernah menggantikan service. Jadi jangan kuatir, teknologi harus menjadi teman untuk meningkatkan kualitas profesi tour leader,” katanya meyakinkan.
Sementara itu Chairman IITCF Priyadi Abadi, M.Par memberikan motivasi kepada para peserta workshop pariwisata LIA akan masa depan profesi Tour Leader. Priyadi mengatakan, saat ini hampir seluruh negara menggarap pariwisata, termasuk negara Ethiopia yang dikenal dengan negara busung lapar, miskin dan sebagainya.
“Tahun 2019, menurut informasi Ethiopia akan mengirim pesawat jenis Dreamliner B 787 ke Indonesia untuk menggarap tourism negerinya,” papar Direktur Utama Adinda Azzahra Tour & Travel ini.
Karena itu, profesi Tour Leader ini tidak akan pernah mati. Tour leader akan terus ada sepanjang pariwisata ada. Kendati demikian, tour leader harus terus mengembangkan diri untuk bisa bersaing dengan pemain asing.
Priyadi meyakinkan, bahwa para peserta workshop pariwisata ini telah memilih lembaga yang tepat untuk pengembangan profesi Tour Leader di LIA.
“Jadi yang sudah sekolah pariwisata, yang sudah mengambil kursus di LIA ini, Anda sudah tepat memilih lembaga ini, bahkan saya bisa berdiri di sini karena dulu saat masih dibangku sekolah menengah pertama / SMP pernah kursus di LIA,” ujarnya bernostalgia.
Sementara itu Direktur LIA Development Center Pramuka, Yenni Vitaria mengatakan, LIA sebagai lembaga pendidikan akan tetap konsisten mendukung program pemerintah, di mana saat ini pemerintah sedang menjalankan program pengembangan pariwisata.
“Kegiatan ini bagian dari merealisasikan program LIA mencerdaskan kehidupan bangsa di bidang pariwisata, karena LIA akan terus mengikuti jejak pemerintah dalam pengembangan kecerdasan anak bangsa,” katanya.
Yenni menambahkan, pihaknya akan terus fokus pada peningkatan human resource di bidang pariwisata, salah satunya dengan mengadakan seminar dan workshop pariwisata ini. “Dengan seminar ini, peserta akan termotivasi untuk meningkatkan skill di bidang tour leader,” katanya.
Menurut Yenni, potensi pariwisata di negeri ini banyak yang masih belum tergali, tugas kami adalah menggali potensi yang ada ini dan berkontribusi untuk mencerdaskan anak bangsa. “Yang unik dari kursus LIA adalah kami memberikan konten bahasa Inggris dan Mandarin, kami memperkuat bahasa sebagai fisik dulu, setelah rapi masuk ke leading teknisnya,” ujarnya.
Workshop pariwisata ini merupakan pelatihan yang ke-6 yang diikuti oleh sekitar 100 peserta. LB LIA Pramuka rencananya akan menggelar workshop pariwisata yang ke-7 pada November 2018 mendatang.
Hasbi Syauqi