Jakarta, ahad.co.id– Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) menerjunkan ratusan relawan dari 6 Provinsi yaitu Sumatera Barat, Jabodetabek, Sumatera, Sumatera Selatan, Lampung, Riau, Babel dan relawan setempat.
Ratusan relawan tersebut diterjunkan untuk menangani dan membantu para korban akibat bencana banjir dan longsor yang terjadi di beberapa wilayah Provinsi Bengkulu. Dari ratusan relawan tersebut terdiri dari relawan medis, tim rescue, dan logistik.
Tak hanya itu, MRI bersama ACT juga membuka Posko Kemanusiaan dan Dapur Umum yang tersebar di lima titik, yakni wilayah Tanjung Jaya RT.003, Sido Dadi RT.005, Tanjung Mas RT.001 dan RT.002, serta Merpati RT.012. Kelima wilayah tersebut dipilih karena terkena dampak yang cukup besar.
“Kami telah merespons tanggap darurat dengan mengerahkan sumber daya baik relawan dan peralatan pendukung lainnya untuk membantu pemerintah melakukan penanggulangan atas serangkaian musibah bencana banjir dan longsor di wilayah bengkulu,” kata Sekretaris Jenderal MRI Ibnu Khajar, Kamis (2/5/2019).
Ibnu menyebutkan MRI sudah menginstruksikan kepada relawan setempat untuk ikut menurunkan personel membantu penanganan longsor dan banjir, baik manual maupun dengan menggunakan perahu karet dan mengerahkan kendaraan baik rescue maupun tangki air bersih.
“Saat ini relawan MRI masih berada di lapangan dan membantu proses assesment dampak kerugian serta memberikan pelayanan kesehatan dengan menerjunkan tim medis untuk melakukan penyisiran (mobile klinik) ke beberapa lokasi pengungsian warga hal ini untuk mengantisipasi dampak penyakit pascabanjir,” ungkap Ibnu.
“Kami sudah instruksikan kepada seluruh anggota dan relawan MRI agar meningkatkan kewaspadaan dan bersiaga, karena kondisi cuaca dalam beberapa terakhir ini buruk seperti turun hujan deras yang berpotensi terjadinya banjir susulan,” tambah Ibnu.
Berdasarkan data informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan kerugian akibat bencana banjir dan longsor di Provinsi Bengkulu mencapai Rp 144 miliar, per Rabu (1/5/2019). BNPB juga mencatat korban meninggal akibat bencana tersebut sebanyak 30 orang. Sementara, 6 orang dinyatakan hilang, 2 orang luka berat, dan 2 orang mengalami luka ringan.
Tak hanya manusia, bencana juga menyebabkan 857 ekor hewan ternak tewas dan bangunan rusak sebanyak 554 unit rumah rusak berat, 160 rusak sedang, dan 511 rusak ringan. Selain itu, sebanyak 15 fasilitas pendidikan, 3.000 hektar lahan pertanian, serta jaringan listrik ikut terdampak. (DST)