Beranda Berita Geger ICMI Karena Jimly Dukung Jokowi

Geger ICMI Karena Jimly Dukung Jokowi

BERBAGI

Jakarta, AHAD.CO.ID- Majelis Sinergi Kalam (Masika) Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jawa Timur mendesak Masika ICMI Pusat dan ICMI Jatim untuk bersikap menyatakan mosi tidak percaya atas kepemimpinan Prof. Jimly Asshiddiqie.

Hal itu lantaran pernyataan Ketua Umum ICMI itu terkait dukungan pribadinya kepada Presiden Joko Widodo selama dua periode disampaikan dalam forum resmi Silaknas ICMI.

“Kami pengurus Masika ICMI Jatim menyatakan sikap mosi tidak percaya pada kepemimpinan Prof. Jimly Asshiddiqie sebagai ketua umum ICMI bila masih mempertahankan opini pribadinya sebagai opini organisasi,” kata Ketua Masika ICMI Jatim Abdul Rahman Hidayat, SE, M.SEI dalam keterangan yang diterima AHAD.CO.ID, Ahad (10/12).

“Mengingat ICMI sejatinya adalah organisasi yang harus dijaga independensinya,” sambung dia.

Abdul Rahman menegaskan, ICMI sebagai organisasi yang berciri kecendekiawanan bukan tempat yang tepat untuk mendukung salah satu kandidat capres. Karena, lanjut dia, justru sebaliknya, ICMI adalah tempat yang tepat untuk siapapun presiden RI yang terpilih nantinya meminta sumbang pikiran dan tenaganya ikut mengisi dan mensukseskan agenda pembangunan yang berkelanjutan.

Baca juga :   TGB Dipilih Sebagai Ketua Organisasi Alumni Al Azhar di Indonesia

“Dengan statement pribadi ketum ICMI tersebut dikhawatirkan calon presiden RI mendatang bisa saja antipati menerima pikiran-pikiran ICMI, karena belum tentu Jokowi terpilih kembali, mengingat politik adalah dinamis bukan matematis,” jelas Abdul Rahman.

Selain itu, Masika ICMI Jatim meminta ICMI Pusat untuk memulihkan fungsi dan tugas ICMI yang fatsunnya sebagai organ intelektual bukan organ kepartaian.

“Karena secara substansi masih ada permasalahan umat yang belum terurus seperti persoalan hukum, ekonomi dan lain lain terkait krisis keadilan dan ketimpangan sosial,” tegas dia.

Bahkan, kata Abdul Rahman, persoalan Islam yang selalu diidentikkan dengan gerakan radikalisme atau terorisme saja juga belum usai.

“Apabila belum ada klarifikasi dari ketum ICMI, maka kami mendesak ICMI Jatim dan Masika ICMI pusat untuk menggunakan haknya meminta muktamar luar biasa mengganti kepemimpinan ICMI demi menjaga independensi organisasi di masa mendatang,” tegas dia.

“Penutupan Silaknas adalah waktu yang tepat untuk ketum ICMI klarifikasi,” sambung dia.

BENY APRIUS