Jakarta, AHAD.CO.ID- Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar halaqah dan diskusi internasional bertajuk Indonesia dan Kepemimpinan Dunia Islam, Kamis (9/11). Halaqah yang dibuka oleh Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi ini menghadirkan para pembicara dari luar negeri seperti Sudan, Mesir serta Dubes Rusia untuk Indonesia.
Salah satu rekomendasi halaqah ini adalah Indonesia diminta berperan aktif untuk menyelesaikan berbagai konflik yang terjadi di dunia, karena Indonesia mempunyai citra yang baik dan dapat diterima oleh umumnya bangsa di dunia.
“Karena itu Indonesia dipandang pantas untuk memimpin dunia Islam saat ini dan di masa yang akan datang,” kata Ustaz Zaitun Rasmin saat membacakan rekomendasi halaqah yang seluruhnya berjumlah sembilan poin.
Karena itu, peserta halaqah yang terdiri dari utusan ormas serta perwakilan dari Suriah, Iran, Maroko, Turki, Palestina, Arab Saudi, Mesir, Sudan, Taiwan, Thailand, Kuait dan Yordania merasa perlunya mendirikan pusat kajian kepemimpinan dunia Islam di Indonesia yang mempunyai cabang di berbagai negara Islam lainnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri, KH. Muhyiddin Junaidi, MA menegaskan solusi bagi konflik yang mendera banyak negara adalah Islam Wasatiyah, yakni Islam yang ada di tengah, tidak ekstrem dan tidak liberal.
“Itu yang ingin kita sampaikan kepada mereka. Islam wasathiyah yang akan dijadikan role model untuk penyelesaian konflik-konflik internal antara umat Islam di dunia,” katanya kepada AHAD.CO.ID.
Lebih lanjut dia menjelaskan, ada beberapa cara yang dapat Indonesia lakukan untuk meningkatkan kontribusi di dunia Islam. “Pertama, Indonesia tidak harus mengklaim dirinya sebagai pemimpin negara Islam. Tetapi Indonesia bisa membagikan pengalaman dan keberhasilan dalam mendamaikan pihak-pihak yang bertikai,” katanya.
Kedua, Indonesia harus merangkul semua pihak. Dan yang ketiga menurut Kiai Muhyiddin, tidak cukup hanya merangkul, tapi juga mengundang mereka ke Indonesia. “Agar mereka melihat Indonesia dari dekat. Sehingga mereka tahu cara Indonesia menyelesaikan masalah perbedaan,” katanya.
Menurutnya beberapa duta besar yang hadir dalam halaqah ini menyatakan siap membantu Indonesia. Mereka juga siap mendorong Indonesia agar berperan lebih aktif menyelesaikan pertikaian dan konflik-konflik berdarah yang terjadi di negara-negara Islam.
DUDY S.TAKDIR