Jakarta, Ahad.co.id- Dalam rangkaian acara pra-Muktamar, Pengurus Pusat Persaudaraan Muslimin Indonesia (PP Parmusi) menggelar diskusi bedah buku Biografi Mohammad Natsir, Kepribadian, Pemikiran dan Perjuangan karya Lukman Hakim di Patra Kuningan 15 no. 8, Jakarta Selatan, Kamis (6/2/2020)
Ketua Umum Parmusi Usamah Hisyam menegaskan, bedah buku Mohammad Natsir digelar bukan sekadar dalam rangka peringatan 100 Hari M Natsir ataupun jelang Muktamar Parmusi. Akan tetapi ingin menggali nilai perjuangan M Natsir.
“Kita ingin Parmusi punya ruh perjuangan pak Natsir,” kata Usamah saat membuka acara.
Usamah sendiri mengaku sudah sejak lama akrab dengan sosok besar M.Natsir. Karena kakek Usamah adalah tokoh Masyumi di Jawa Timur dan teman dekat dari Perdana Menteri Pertama NKRI tersebut.
“Pak Natsir pernah menginap di rumah kakek saya. Kalau ada orang mengaku aktivis Masyumi di Jawa Timur tidak kenal Trio-Kakek saya, belum sah jadi aktivis Masyumi,” ucap Usamah setengah berkelakar.
Menurut Usamah, dirinya semakin mengenal Natsir melalui buku-buku pemikiran Natsir setelah dirinya dewasa. Pemahamannya tentang pemikiran Natsir lebih dalam lagi saat ia menjabat sebagai Ketua Umum Parmusi
Usamah ingin proses menyelami pemikiran Natsir tidak berhenti di acara bedah buku, tetapi harus diresapi hingga menimbulkan ruh perjuangan.
“Saya mau tidak berhenti di bedah buku, tetapi direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.” ujarnya
Usamah berpendapat hal menonjol dalam pribadi Natsir adalah akhlaknya. “Pak Natsir besar ini karena akhlaknya baik. Sementara, para politikus Islam hari ini akhlaknya tidak ada yang bener,” ujarnya.
Oleh karena itu, Usamah menekankan agar kader Parmusi menjaga akhlak. “Parmusi harus menjadi contoh dalam pembangunan akhlak,” katanya. (Dudy)