Beranda Berita WMI Bangun Pusat Pelatihan Relawan di Banten Bersama AQL Peduli

WMI Bangun Pusat Pelatihan Relawan di Banten Bersama AQL Peduli

BERBAGI

Banten, Ahad.co.id– Satu tahun pasca Tsunami Selat Sunda, Wahana Muda Indonesia (WMI) dan AQL Peduli sepakat mengubah Huntara menjadi Training Center bersama. “Traning Center WMI dan AQL ini berfungsi untuk pelatihan mitigasi, kesiapsiagaan dan pemberdayaan”, ungkap Direktur WMI Care M Zainul.

Hal tersebut disampaikan M. Zainul ketika menyambut tim Majelis Nasional Turkistan Timur ketika mengunjungi Traning Center WMI dan AQL Peduli. WMI dan AQL peduli akan menginisiasi program air bersih dan berharap MNTT dapat berkontribusi dan partisipasi dalam program ini.

Training Center WMI dan AQL merupakan kebutuhan penting untuk para relawan saat mitigasi bencana, persiapan, respon tanggap darurat, dan recovery untuk menjalankan program-program kemanusiaan. Aktifitas perdana dari Training Center ini adalah pelatihan dasar Search and Rescue WMI.

Firman Fabi, Direktur AQL Peduli menekankan pentingnya Training Center ini untuk penanganan penyintas secara holistik. Dari Traning Center ini kita dapat mengurai variabel terkait edukasi, pemberdayaan para pemuda dan penyintas. Pendekatannya lebih terprogram dan berjangka panjang.

“Yang diperhatikan selain program fisik juga aspek edukasi, mental, spiritual dan enterpreneur prosesnya tidak bisa instan”, pungkas Firman Fabi.

Selain itu, Wahana Muda Indonesia (WMI) dan AQL peduli melakukan road show pasca satu tahun bencana tsunami selat Sunda. Aneka program dari WMI dan AQL selama fase emergency dan recovery di selat Sunda selama satu tahun terakhir di kunjungi oleh donatur dari Majelis Nasional Turkistan Timur.

Perwakilan Majelis Nasional Turkistan Timur (MNTT) yang dipimpin oleh Seyit Tumturk ingin belajar dan berbagi tentang program penanggulangan bencana di Indonesia khususnya selat Sunda.

Baca juga :   Rombongan Haji Terakhir Mendarat di Bandara Adi Soemarmo

“Selama ini kami kerjasama dengan NGO atau yayasan di Indonesia yang concern dengan isu kemanusiaan dan dakwah. Hal ini sangat penting bagi kami bagaimana sebuah kerjasama sinergis bisa terjalin dengan baik untuk kemaslahatan umat”, ujar Seyit saat peresmian fasilitas training bersama di desa Cisiih kecamatan Cimanggu propinsi Banten.

M. Zainul Direktur WMI Care menyambut baik inisiasi AQL Peduli dan MNTT terkait kesamaan visi kemanusiaan. WMI dan AQL pada masa tanggap darurat dan recovery telah menurunkan relawan untuk menjalankan program kemanusiaan.

Hasil assesment tim WMI Care pasca tsunami terdapat banyak program yang perlu disinergikan. Hasil koordinasi dengan seluruh stakeholder dan kajian di lapangan disimpulkan beberapa hal, pertama masalah kelangkaan air di beberapa desa di kecamatan Sumur dan Cimanggu. Kedua terkait kepastian kepemilikan Hunian Tetap para penyitas pasca Huntara yang bersifat sementara. Ketiga terkait recovery ekonomi para penyintas yang perlu pelatihan enterpreneurship.

Firman Direktur AQL Peduli menekankan bahwa penanganan penyintas gempa dan tsunami di selat Sunda harus secara holistik. Banyak variabel yang kita perhatikan selain program fisik dan bantuan material, aspek spiritual dan enterpreneur perlu diperhatikan secara serius baik pemerintah dan NGO karena hal ini masih perlu sinergi.

Pemerintah cukup responsif selama proses rekonstruksi dan pembangunan infrastruktur kawasan Pandeglang Banten cukup cepat. Kita bisa merasakan perbedaan signifikan infrastruktur jalan raya Kecamatan Cimanggu hingga Sumur dalam setahun pasca tsunami selat Sunda. (Daniel)