Jakarta, Ahad.co.id – Jakarta Islamic School (JISc) merespon Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berakibat pada ditiadakannya kegiatan belajar di sekolah dengan membuat sistem pembelajaran jarak jauh yang memanfaatkan teknologi digital.
Founder JISc Fifi. P. Jubilea mengatakan bahwa masa pandemi merupakan tantangan bagi sekolah bagaimana membuat pembelajaran tetap efektif saat tatap muka tidak bisa dilakukan seperti biasa di sekolah.
“Ini ibarat kita sedang menghadapi badai di laut. Apa yang harus kita lakukan? Seorang nahkoda atau pemimpin harus dapat mengambil keputusan dengan cepat ke mana dan bagaimana kapal bisa melewati badai,” ujar Mam Fifi, Selasa (19/5) saat ditemui di JISc Kodam, Jakarta.
Mam Fifi dengan sigap mengumpulkan para guru dan staf, membuat pelatihan, dan mengarahkan dengan rinci apa saja yang harus dilakukan menghadapi situasi yang tidak menentu ini. Dibuatlah suatu inovasi yaitu membuat video original dari para guru seperti layaknya mengajar di kelas.
“Tapi hebatnya, di sekolah ini, guru guru JISc membuat konten videonya sendiri. Guru-guru syuting seakan-akan memang sedang di depan murid-muridnya, bedanya ini, murid-muridnya di rumah masing-masing. Ini bisa membuat anak semangat dan tidak jenuh di rumah, karena melihat gurunya langsung dalam pembelajaran walaupun dalam online,” kata Mam Fifi.
Mam Fifi mengungkapkan bahwa dengan memanfaatkan teknologi sebagai sarana belajar mengajar yang dilengkapi dengan konten yang menarik ini maka pembelajaran tetap dapat berjalan walaupun jarak jauh alias online. Anak – anak tetap bisa berinteraksi dengan guru- gurunya, tetap bisa melihat gurunya mengajar walau dalam video, tidak bertatap muka langsung supaya tetap ada ikatan hati antara anak dan gurunya.
“Ide ini diprakarsai oleh Mam Fifi sebagai Principal JISc. Video-video yang dibuat oleh guru-guru JISc lebih menarik karena original, gurunya langsung yang mengajar,” ujar Mam Fifi.
Dalam satu hari, JISc memproduksi 15 – 30 video dan memerlukan waktu sekitar 4 jam untuk mengedit 1 video. Total pembuatan satu rekaman untuk satu subject adalah 6 jam dari sejak latihan (agar yang diajar adalah intisarinya), juga latihan suara dll, controlling, take rekaman dan retake bila ada yang tidak sesuai sampai proses editing.
Selain menarik, pembelajaran lewat online di JISc lebih fun untuk murid-murid karena mereka tetap dapat menyaksikan gurunya mengajar, meskipun lewat online.
Guru dituntut untuk mengajar dengan ceria dan interaktif agar anak-anak tidak jenuh dan juga pengawasan intens atas hadirnya anak-anak pada masa pembelajaran online berlangsung.
Lewat aplikasi Google Classroom, para guru tetap dapat berinteraksi dengan siswa lewat fitur yang disediakan, antara lain: Fitur Stream, Classwork, pemberian tugas di Assignment, dan juga pemberian Materi berupa Video yang dibuat sendiri oleh guru, guru hanya perlu melampirkan link YouTube yang berisi video-video guru tersebut yang telah direkam sebelumnya.
“Yang dilakukan Jakarta Islamic School sangat berbeda dengan sekolah yang lainnya. Guru-guru di JISc melakukan syuting agar selalu tercipta ikatan hati antara guru dan murid. Jadi pola materi pembelajaran pun berkesinambungan dengan mata pelajaran yang sebelumnya diterima murid-murid ketika di sekolah,” kata Mam Fifi.
Tujuan pembelajaran online melalui Zoom dan Google Classroom, baik secara Live maupun rekaman video, menurut Mam Fifi, adalah untuk memudahkan orang tua sehingga proses pembelajaran berlangsung sesuai metode yang diajarkan di sekolah.
“Kami harapkan dapat memudahkan kami untuk mencapai target pembelajaran dengan kondisi yang tidak menentu begini. Kami khawatir banyak target pembelajaran yang tidak tercapai. Dan akan sangat menyusahkan orangtua murid dalam mencapainya mengingat subject yang sangat banyak yang dimiliki,” ujar Mam Fifi.
Menurut Mam Fifi, dengan belajar lewat media daring, anak-anak dapat mandiri dan tetap merasa dekat dengan gurunya seperti di sekolah.
“Mendidik anak agar mandiri dan merasa sekolah, hal yang harus kita raih kembali, ada waktu-waktu belajar yang diperhatikan. Belajar online juga membangun hubungan emosional guru dan siswa tetap terjaga,” katanya.
Semua guru mata pelajaran di JISc memanfaatkan media sosial, teknologi dan aplikasi belajar online tersebut. Mereka melakukan shooting setiap hari sehingga suasana belajar mengajar tetap terasa seperti di sekolah. Video-video yang dibuat dapat dilihat di akun YouTube JISc Nursery & Kindergarten, JISc Primary, dan JISc Secondary.
Salah satu guru, Nida, mengatakan bahwa guru harus siap dengan konsep pengajaran setiap apa yang akan ditampilkan saat syuting. Misalnya, di kelas 2, ada pelajaran pengenalan uang, guru akan syuting di sebuah toko minimarket dan berbelanja serta menunjukkan bagaimana transaksi menggunakan uang.
Nida mengaku sangat senang dengan konsep baru dalam belajar mengajar yang diterapkan JISc di masa pandemi ini.
“Awalnya sempat grogi karena tidak terbiasa di depan kamera. Namun setelah beberapa kali syuting, tidak canggung lagi. Excited dan ide-ide terus bermunculan untuk syuting berikutnya bagaimana supaya proses belajar mengajar ini menyenangkan bagi siswa dan guru,” kata Teacher Nida, homeroom teacher grade 2 JISc Primary.
Sementara itu, mengantisipasi panjangnya masa PSBB, JISc juga menyiapkan beberapa alternatif agar pembelajaran terasa menyenangkan bagi para siswa.
“Kemungkinan besar program online (JISc online) akan berlangsung cukup lama. Kami memahami adanya kebosanan, tapi hanya ini yang bisa kami lakukan. Kami akan berusaha menyuguhkan edutainment pada anak-anak agar mereka tidak jenuh, terutama untuk program di bulan Ramadan,” ujar Mam Fifi.
Meski pelonggaran PSBB diterapkan menjelang Idul Fitri, sekolah-sekolah tetap berjalan secara Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). JISc pun merespon dengan membuat strategi PJJ hingga akhir tahun 2020.
JISc merupakan sekolah Islam internasional yang menyelenggarakan pendidikan tingkat TK, SD, SMP, hingga SMA dan memadukan tiga kurikulum: Nasional, Islamic, dan international (Edexcell center). Selain berlokasi di Jakarta Timur, JISc juga dapat dijumpai di Depok, Jakarta Barat, serta Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBs) dan Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc) di Mega Mendung, Jawa Barat.[]