Bacan, Ahad.co.id – “Saya mau laundry pakaian masih bisa pak?” tanya saya pada pukul 06.00 WIT.”Tidak bisa mas, kita mau berangkat ke Gane Luar hari ini,”jawab Edy, Koordinator Lapangan Tim ALQ Peduli, di tempat menginap di Pulau Bacan, Halmahera, Minggu lalu (22/10).
Tim AQL Peduli memang mengagendakan keberangkatan ‘Kapal Bantuan Pangan 120 Ton Beras’ untuk wilayah terdampak gempa paling para di desa Gane Luar, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Bantuan tersebut dikirim secara bertahap 20 ton setiap bulan selama 6 bulan.
Keberangkatan direncanakan setelah pelepasan resmi oleh Pendiri AQL Peduli Ustaz Bachtiar Nasir di Pelabuhan Pasar Baru, Babang, Bacan pada Sabtu lalu (19/10).
Setelah beres-beres pakaian dan perlengkapan, tim pun berangkat pagi hari menuju kapal bantuan pangan di Pelabuhan Babang. Saat tiba di kapal, tim bertanya soal kepastian jam keberangkatan.
“Jadi, kita berangkat jam 9 pak?” tanya Edi ke kapten kapal. Ternyata kapten kapal memberi jawaban berbeda. Kapten menilai keberangkatan pada pagi hari kurang cocok untuk dilakukan.”Kalau kita berangkat pagi, sampai Gane Luar sekitar maghrib pak, nanti kita kesulitan menurunkan beras di sana, di Gane tidak ada pelabuhan. Lebih baik berangkat jam 9 malam, kita sampai pagi hari, jadi mudah menurunkan beras,” ungkap Kapten.
“Baik, kita berangkat jam 9 malam,” ujar Edi diaminkan oleh seluruh tim.Akhirnya, tim berangkat naik kapal pangan berbentuk pinisi ukuran panjang 30 meter tepat jam 09.00 WIT malam, membawa dua ribu sak (kantung) beras dengan total berat 20 ton.
Dalam perjalanan, pemandu perjalanan Ustaz Sufri menjelaskan bahwa masyarakat Maluku Utara secara umum tenggang rasanya tinggi, sangat jarang ada konflik, dan kriminal. Namun, wilayah Gane Luar agak sedikit berbeda, masyarakatnya sedikit tertutup dengan orang luar, tidak mudah untuk menerima pendatang, walaupun para dai yang coba menetap.
Namun pula, berkat upaya pendekatan dakwah AQL Peduli, masyarakat akhirnya mau menerima kedatangan tim relawan, bantuan dari tim, serta tim dai yang ditempatkan AQL Peduli.
“Gane Luar termasuk daerah agak susah dimasuki di Maluku Utara, dulu sering ada gesekan dengan dai yang mau masuk, tapi alhamdulillah kita diterima,” ujarnya.Selanjutnya, tim istirahat di atas kapal hingga pagi menjelang.
Namun, kapal baru bisa melempar jangkar di pantai Gane Luar sekira pukul 09.00 WIT. Kondisi pantai Gane Luar yang tidak memiliki dermaga atau pelabuhan, mengakibatkan kapal berhenti cukup jauh dari bibir pantai.Sehingga, tim memutuskan menyewa dua perahu ukuran sedang atau biasa disebut ‘bodi‘ untuk memindahkan 20 ton beras dari kapal pinisi.
Proses pemindahan beras membutuhkan waktu kurang lebih satu jam lebih. Beras diangkut oleh masyarakat setempat, dari kapal pinisi ke kapal perahu kecil, lalu menuju bibir pantai hingga gudang penyimpanan.
“Alhamdulillah beras tiba dengan tepat waktu di Gane,” kata pemandu Ustaz Sufri.
Pembagian Beras
Tidak mau membuang waktu, seusai istirahat di rumah darurat milik warga, tim langsung mengorganisir pembagian beras kepada warga.Dibantu tim lokal dari warga setempat sendiri, mereka menyiapkan data dan tempat pembagian. Kemudian, sebagian warga secara berangsur datang menunggu pembagian beras di depan gudang. Pihak panitia, lalu memanggil perwakilan kepala keluarga satu persatu untuk menerima satu kantong beras berukuran 10 Kg.
“Kita berterimasih kepada AQL Peduli, di sini kita lihat hanya AQL yang bawa masuk bantuan, yang terdepan bantu warga di sini,” kata salah satu warga, Hasan.Menurut Koordinator Lapangan Edi, beras dibagikan secara bertahap kepada warga, beras dibagikan perduaminggu untuk memenuhi kebutuhan mereka.
“Beras kita bagikan secara merata kepada seluruh KK, tapi tahap pertama hanya 10 Kg, dua minggu kemudian baru kita bagikan 10 Kg lagi,” jelasnya.
Selain pembagian beras, tim juga melakukan pengecekan dan pendataan kondisi dai yang ditempatkan di Gane Luar, meninjau proses pembangunan posko AQL Peduli, serta kondisi pengungsi.
“Kita setiap hari ada pengajian untuk anak-anak di pos 2 di pengungsian, tapi dua hari ini sedang libur,” ucap salah satu dai AQL di sana, Ustaz Wildan.
Tim pengantar beras tidak berlama-lama di Gane Luar, setelah beristirahat selama satu malam, tim langsung bergerak pulang membawa dai yang akan diganti dengan tim selanjutnya. [bil]