Istanbul, Ahad.co.id- Konflik yang terjadi pada negara-negara muslim menimbulkan krisis dan bencana kemanusiaan.
Dilansir dari UNHCR, The UN Refugee Agency, pada 2019 setidaknya terdapat 5,6 juta pengungsi Suriah, 5 juta pengungsi Palestina, 900 ribu pengungsi Rohingya, dan banyak lagi korban konflik yang hari ini belum bisa mendapatkan hidup dengan layak.
Karena krisis kemanusiaan tersebutlah, perwakilan aktivis kemanusiaan dari 40 negara berkonsolidasi dalam Second Family Life Forum, Stories Narrated 2019, di Istanbul Turki, pada Jumat-Sabtu (18-19/10).
Konferensi internasional yang diselenggarakan oleh Ghiras for Society Development ini bertujuan untuk membantu kehidupan keluarga yang menjadi korban konflik.
“Keluarga adalah inti masyarakat, forum ini harus menjadi tempat koordinasi untuk melindungi keluarga,” papar Sekjen IHH, Durmus Eydin.
Head of the World Family Organization, Dr. Deisi Kusztra, juga menekankan tentang peran ibu dalam membangun masyarakat.
“Peran Ibu sangat penting. Ibu yang bertugas mendidik anak dengan baik untuk menjaga masa depan, kemanusiaan, dan keutuhan keluarga. Hal ini akan berdampak pada kesatuan masyarakat, bahkan negara,” kata dia.
Dalam pertemuan tersebut, juga diselenggarakan penggalangan dana untuk membantu keluarga dan anak-anak korban konflik. Salah satunya, perwakilan dari Indonesia, SMART 171, Solidarity of Muslim for Al-Quds Retaken, telah mengirimkan donasi senilai Rp 820 juta untuk anak Yatim Gaza.
Maimon Herawati