Beranda Berita Menjaga Nyala Lentera Dakwah di Halmahera

Menjaga Nyala Lentera Dakwah di Halmahera

BERBAGI
Masjid Raya Al Khairat, Halmahera Selatan

Ternate, Ahad.co.id- Halmahera Selatan merupakan Kabupaten dengan mayoritas beragama Islam. Akan tetapi, karena wilayahnya cukup terpencil masyarakat kekurangan tenaga dai.

Demikian diungkap Ketua Dewan Syuro Dewan Dakwah Maluku Utara, H. Drs. Ridwan Muhammad Ilyas, Msi. saat menerima tim AQL Peduli di Ternate, Rabu (16/10).

Menurut Ridwan, beberapa tahun sebelumnya masyarakat Desa Gane, Halmahera Selatan punya madrasah yang melahirkan sejumlah tenaga dai. Namun, karena sekolah sudah tidak berfungsi, akhirnya tenaga dai semakin hilang dari sana. Padahal, masyarakat sangat membutuhkan dai.

“Sekarang kondisi di sana masyarakat jadi kurang perhatian dengan agama, banyak orang yang mulai malas ibadah,” jelasnya.

Kondisi berbeda justru terjadi pada beberapa tahun sebelumnya, nuansa beragama begitu kental di Desa Gane, bahkan bupati setempat menerapkan hukum yang tegas kepada pelaku maksiat.

“Setiap jumat, dulu anak-anak yang mabuk, dicambuk di pekarangan masjid,” ungkapnya.

Menyikapi kondisi tersebut, Ridwan yang juga aktif sebagai Anggota Dewan Pertimbangan MUI Malut menginisiasi upaya pembangunan pusat pendidikan agama di wilayah Halmahera Selatan, khususnya Desa Gane.

Baca juga :   Soal Bom Kampung Melayu, MUI Minta Tak Saling Menyalahkan

Keinginan membangun dakwah di Halmahera Selatan tersebut, Ridwan utarakan pula kepada Ustaz Bachtiar Nasir (UBN) dan tim Ar Rahman Quranic Learning Center (AQL) Peduli. Ridwan mengatakan UBN dan AQL Peduli mau membantu bekerjasama membangun dakwah di Desa Gane Luar.

“Kita sepakat membangun tempat belajar agama di Desa Gane, tapi saya juga mau mengusulkan di Desa Busui,” jelasnya.

Ridwan menerangkan bahwa saat tanggap bencana gempa di Desa Gane, tim AQL Peduli memang melihat langsung kondisi dakwah di sana, masyarakat kekurangan tenaga dai.

“Waktu itu kita sempat turunkan beberapa santri dari pondok di Halmahera untuk bantu mengajar di pengungsian,” ucapnya.

Kedepan, imbuh Ridwan, rencana tersebut akan terus dimatangkan untuk pengadaan lokasi tanah dan dai pengajar. “Kita akan cari santri yang siap ditempatkan di sana, kita bantu biaya makan dan tempat tinggalnya, kita sudah punya tanah sedikit di sana,” katanya.

Bilal Muhammad