Riau, Ahad.co.id- Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Riau, Purwaji, penolakan kegiatan GP Ansor dan Banser yang muncul di Siak, Riau, karena salah paham saja. Itu, kata dia, juga dipicu oleh hoax soal “Islam Nusantara”.
“Ketika kami mensosialisasikan dzikir kebangsaan, seolah-olah itu kaitannya dengan Islam Nusantara dimana yang masyarakat dapatkan infonya, ajarannya sebelum shalat harus nyanyi Indonesia Raya,” kata dia, Kamis (20/9/2018).
“Jadi yang sampai ke masyarakat itu banyak hoax-hoax soal Islam Nusantara lalu dikaitkan bahwa Ansor mau menyebarkan paham keagamaan yang sesat seperti dalam hoax-hoax itu,” menurutnya.
Menurut Purwaji, sebenarnya antara NU, Ansor, dan Banser di Melayu ini banyak titik temunya, seperti di dalam praktik keagamaan dan budaya.
Purwaji mengaku sudah bertabayun kepada keluarga kerabat Sultan Siak. “LAM Riau dan LAM Siak insyaAllah sudah clear,” menurutnya.
Ia menuturkan, acara dzikir nanti akan sekaligus diisi dengan kegiatan Haul Sultan Siak. Pihak kerabat kerajaan pun, kata dia, berkenan terlibat serta memberi masukan-masukan terkait acara di Siak.
“Jadi saya juga tegaskan, tidak benar saya diusir oleh LAM ketika saya datang ke sana. Karena datuk datuk LAM itu menerima saya dengan baik sebagai anak dalam keluarga Melayu Riau,” klaimnya.
Purwaji menambahkan, penolakan ini juga lantaran polemik antara GP Ansor dan Ustadz Abdul Somad (UAS) yang digoreng di media sosial dengan sedemikian rupa.