Jakarta, Ahad.co.id- Prabowo Subianto dalam pidatonya pada seminar bertajuk Nasional Paradoks Indonesia di Hotel Sahid menyinggung tentang besarnya peranan emak-emak bagi sebuah bangsa. Emak-emak dinilainya memiliki kelebihan dalam menganalisa keadaan yang menggunakan perasaan.
“Yang paling ditakuti adalah kalau cendekiawan atau agamawan itu kalau pemimpinnya adalah emak-emak, paling ditakuti. Itu sejarah semua bangsa, kalau emak-emak itu intelektual, dia punya suatu kemampuan untuk menilai dan menganalisa keadaan dengan baik, tapi dia juga punya perasaan,” tutur Prabowo di acara Seminar Nasional Paradoks Indonesia, Hotel Sahid, Jakarta, Sabtu (1/9) dikutip dari Kumparan.
Emak-emak memiliki rasa empati yang lebih besar jika melihat anaknya memiliki kekurangan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Kolektif kekuatan emak-emak inilah yang dinilainya dapat mendorong perlindungan atas kekayaan negara untuk generasi penerus.
“Tidak ada emak-emak yang tenang jika anaknya tidak punya susu. Ini yang akan membawa perubahan negara kita, the power of emak-emak,” kata Prabowo.
“Karena dia seumur hidup seorang ibu selalu merasa bertanggung jawab terhadap anaknya. Seorang Ibu bersedia berkoban demi anaknya jadi kalau seorang ibu ngeliat waduh kekayaan negara saya di curi, nanti sisanya apa untuk anak saya sekolah,” lanjutnya.
Kemiskinan di Indonesia menjadi paradoks jika melihat besarnya kekayaan yang dimiliki. Dalam pidatonya Prabowo menutup dengan menegaskan bahwa tujuan dibentuknya republik adalah untuk kebebasan hidup dan kebahagiaan.
“Negara begitu kaya tapi rakyatnya banyak sekali rakyat miskin dan banyak lagi ambang kemiskinan. Jadi kalau dihitung skala besar rakyat kita tidak hidup bahagia, tujuan sebuah republik mendirikan suatu negara yang merdeka adalah life liberty and the persuit of happiness,” ujar Prabowo.
Ahmad Royyan