Jakarta – AHAD.CO.ID, Penyebaran pandangan keagaaman ekstrim mulai mengusik Al-Azhar. Otoritas tertinggi Islam Sunni ini mencoba melakukan terobosan-terobosan untuk menghalau penyebaran ancaman tersebut. Al-Azhar kini turun langsung menjemput bola di tengah-tengah masyarakat. Caranya dengan menempatkan kios-kios kecil berkelir hijau di stasiun kereta bawah tanah Mesir.
Di sana Al-Azhar memfasilitasi orang-orang yang ingin meminta pendapat tentang persoalan dari perspektif agama. Seorang ulama akan berjaga untuk memberi nasihat di kios itu. Syaikh Tamer Mattar, Koordinator International Centre for Electronic Fatwas, mengatakan kios itu didisain untuk memberi masukan pada masyarakat secara langsung.
“Eksperimen sejauh ini sukses, kami harap cakupannya bisa diperluas,” katanya. Tolok ukurnya, 1500 pertanyaan diajukan masyarakat hanya dalam delapan hari sejak program diluncurkan. “Pada satu waktu, anda bisa melihat sepuluh orang mengantri di depan kios”.
Al-Azhar sendiri menyatakan proyek ini bertujuan memperbaiki kesalahan interpretasi terhadap Islam. Mesir mengalami peningkatan aktivitas ekstrimisme sejak Abdel-Fatah al-Sisi mengambil tampuk kekuasaan pada 2013. Al Azhar, yang berdiri sejak 971, berharap bisa memandu warga Mesir menghindari sikap ekstrim.
Meski demikian, banyak pihak ragu program ini bisa membantu menghalau pandangan ekstrim. Namun, sebagai ikhtiar, upaya ini bisa diapresiasi. “Ekstrimis tidak akan datang pada kami dan meminta nasihat,” kata seorang syaikh yang kebagian giliran jaga di pagi hari. “Kami menyasar orang-orang di jalan yang tidak paham permasalahan agama. – Mereka datang dan kami mencoba membimbingnya pada pemahaman yang tepat.”
Kios Al-Azhar buka dari pukul 9 pagi hingga 8 malam. “Biasanya kami membicarakan seputar kehidupan sehari-hari, apa yang Islam katakan tentang suatu hal. Topiknya seputar pernikahan, perceraian, dan waris,” kata seorang Syaikh yang enggan disebut namanya.
Jennar Kiansantang | Guardian