Yerusalem, AHAD.CO.ID – Bordir tradisional Palestina, Tatreez, merupakan simbol warisan budaya sejak bertahun-tahun lampau. Sejak dahulu, masyarakat Palestina di desa-desa menghabiskan waktu mereka untuk menjahit dan menyatukan potongan warna-warni untuk membuat motif-motif yang indah. Para ibu di Palestina mewariskan koleksi Tatreez kepada anak-anak mereka dengan harapan tradisi itu tetap hidup bertahun-tahun mendatang.
Namun, kondisi Tatreez saat ini terancam seiring membanjirnya produk impor murah di pasaran, menyingkirkan produk-produk buatan tangan Palestina. Industri sepatu di Hebron mengalami penurunan, hingga membebani ekonomi Palestina. Jumlah orang-orang yang mempelajari Tarteez pun semakin menurun.
Beruntung ada Darzah, sebuah proyek nirlaba di Tepi Barat yang ingin menghidupi kembali Tarteez, sekaligus menciptakan lapangan kerja bagi pengungsi Palestina dan seniman wanita berpenghasilan rendah. Mereka bekerjasama dengan pembuat sepatu, pemasok, dan produsen lokal di Tepi Barat sebagai komitmen membantu menyelesaikan masalah-masalah tersebut.
Melalui Darzah, Tatreez telah diperkenalkan ke pasar global dengan mendirikan pusat kerajinan di Tepi Barat. Wanita-wanita Palestina dapat menjual Tatreez buatan mereka di situ, bahkan di website Darzah dan toko-toko pop-up di Amerika. Produk yang ditawarkan pun beragam, mulai dari sepatu, tas, syal, dan celemek yang semuanya buatan tangan. Pembeli juga bisa memesan rancangannya sendiri.
Dengan memanfaatkan uang hasil penjualan Tatreez melalui website untuk mendanai program pelatihan dan pekerjaan para pengrajin Tatreez di Tepi Barat, Darzah telah menjembatani masalah-masalah tersebut. Pemasaran Tatreez meluas hingga penjuru dunia, penduduk asli Palestina mendapatkan lapangan pekerjaan, juga budaya dan seni dalam kerajinan Tatreez dapat dijaga kelestariannya.
MVSLIM.COM | FARA V SYAHRINI