Jakarta, AHAD.CO.ID- Bukan rahasia lagi kalau Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, banyak membuat keputusan kontroversial. Yang paling menonjol adalah larangan beberapa negara berpenduduk mayoritas muslim masuk ke Amerika. Kebijakan itu merupakan buntut janji kampanye Trump tahun lalu.
Kebijakan yang tentu menuai penolakan, bahkan dari warga Amerika sendiri. Berbagai macam cara dilakukan untuk mengekspresikannya. Sheila Canby, kurator di Departemen Seni Islam Museum Metropolitan, di New York, memilih menyindir sikap alergi Trump terhadap Muslim dengan meluncurkan galeri bertajuk Islamic contributions to the world’s heritage.
Ide kegiatan itu adalah menunjukan pencapain besar Islam yang berpengaruh di masa kini. “Ini sebagai tandingan pemberitaan dan hal-hal negatif yang orang-orang katakan,” ungkap Canby. Trump mengeluarkan larangan penduduk Irak, Iran, Libya, Suriah, Somalia, Sudan, and Yaman berpergian ke Amerika selama 90 hari. Alhasil, pengungsi dari Suriah terkena imbas aturan itu. Trump berkilah kebijakannya untuk melindungi keamanan nasional dari ancaman ekstrimis Muslim.
Salah satu pengunjung Tur Islamic art adalah Margie Anderson. Ia mengaku sangat terpukau. “Saya merasa dibenturkan dengan apa yang selama ini kita pahami,” katanya. Ia kini menyadari sebagian orang memang jahat, sebagian lagi tidak. “Saya menikmati, memahami, dan belajar tentang seni Islam. Ini seperti penyataan politik,” Ia menambahkan. Semoga Donald Trump punya kesempatan dan niat berkunjung juga ke sana.
Editor : Jennar Kiansantang