Jakarta, AHAD.CO.ID- Sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional dengan program utama Dai Tangguh, Baitul Maal Hidayatullah (BMH) terus mengembangkan program yang ada sehingga bisa menyentuh aspek-aspek mendasar yang dapat mendorong kemajuan umat baik secara spiritual maupun kemandirian ekonomi.
“Untuk itu, pada tahun 2017, sebagaimana menjadi ketetapan dalam Rakernas XIII yang lalu, BMH berupaya mengembangkan kiprah Dai Tangguh dari sisi dakwah secara umum juga dapat berkontribusi dari sisi ekonomi produktif,” ungkap Ketua Umum Laznas BMH, Marwan Mujahidin (12/3).
Oleh karena itu, para dai BMH semakin diberdayakan dengan diberikan amanah pengelolaan asset untuk dikelola pada sektor produktif seperti lahan pertanian, tambak dan yang lainnya.
“Mereka yang terlibat dalam ekonomi produktif BMH ini nantinya masuk dalam kategori program daipreneur yang merupakan sub dari Program Dai Tangguh. Tugas utama daipreneur adalah menghidupkan ekonomi kerakyatan,” imbuh Marwan seperti dikutip dari keterangan pers yang diterima AHAD.CO.ID, Selasa (14/3).
Program daipreneur ini diyakini sebagai solusi konkret untuk melibatkan masyakarat turut serta dalam memaksimalkan asset produktif.
“Terlebih dengan program cluster pemberdayaan yang meliputi sektor pertanian berupa penanaman cabe, pohon sengon, tambak ikan, dan udang, peternakan kambing dan sapi, ternak bebek dan yang lainnya, akan banyak masyarakat terlibat dan tentu saja dengan dukungan kita bersama, semakin banyak yang akan terangkat kesejahteraannya,” urai Marwan lebih lanjut.
Program ini semakin konkret dan akan segera terealisasi secara lebih luas di berbagai daerah dengan diselenggarakannya Silaturahim Daipreneur bekerjasama dengan Asosiasi Pengusaha Hidayatullah (APHIDA) di Pesantren Hidayatullah Surabaya (10-12 Maret 2017).
“Kerjasama dengan APHIDA sendiri akan membantu terwujudnya program akademi daipreneur, konsultasi dan pendampingan program daipreneur di seluruh Indonesia,” tegas Marwan.
Setidaknya ada 250 dai dari 34 propinsi yang siap terlibat dalam Program Daipreneur sebagai derivasi dari Program Dai Tangguh BMH.
Sebagian upaya ini telah berjalan di Jambi tepatnya di Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang dinahkodai oleh Sumono, dai tangguh BMH.
“Di Jambi sudah berjalan proyek agribisnis yang didukung oleh BMH sejak akhir 2016. Lahan seluas 2 hektar itu ditanami cabe rawit dan dikelola oleh para santri yang menimba ilmu di SMK Pertanian Lukman Al-Hakim.
Ada 14 siswa SMK yang setiap hari diwajibkan tanam 2 batang cabe dan diwajibkan merawatnya sebagai bagian program unggulan SMK. Prospeknya dari 1 batang bisa menghasilkan Rp. 300 ribu. Alhamdulillah saat ini lebih dari 1000 batang telah ditanam,” terang Sumono.
Dengan demikian diharapkan Program Daipreneur bisa menjadi program ekonomi yang bersifat sustainable dengan manfaat yang terus meluas dari Program Dai Tangguh yang dimotori oleh Laznas BMH.
Editor: Beny Aprius