AHAD.CO.ID- Hari kiamat adalah salah satu perkara yang wajib setiap muslim dan muslimah imani. Dalam hadits nomor 348 di kitab Syarah Mukhtaarul Ahaadiits yang disusun oleh Sayid Ahmad Alhasyimi, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menceritakan kepada para sahabatnya tentang pertanyaan Allah kepada orang mukmin pada hari kiamat.
“Apabila kalian suka, aku akan menceritakan kepada kalian tentang perkataan apa yang pertama kali dikatakan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala kepada orang-orang mukmin di hari kiamat, dan perkataan apa yang mula-mula mereka (orang mukmin) ucapkan kepada-Nya. Sesunguhnya Allah berfirman kepada orang-orang mukmin: “Apakah kalian senang bertemu dengan-Ku?,” mereka menjawab: “Ya wahai Rabb kami,” Allah bertanya: “Mengapa?,” mereka menjawab: “Kami mengharapkan maaf dan ampunan-Mu,” Allah berfirman: “Aku pasti memaafkan dan mengampuni kalian.” (Diriwayatkan oleh Imam Thabrani melalu Mu’adz)
Hadits ini mengisahkan tentang apa yang akan terjadi pada hari kiamat kelak. Orang-orang yang beriman akan berjumpa dengan Allah ‘azza wa jalla, dalam perjumpaan itu mereka akan berbicara dengan-Nya tanpa hijab atau penghalang apapun.
Masya Allah, hal apa yang paling membahagiakan bagi seorang kekasih selain berjumpa dengan kekasihnya tanpa hijab? Bagi orang-orang beriman, yang hati mereka selalu diliputi rasa rindu kepada Allah ‘azza wa jalla, pertemuan dan perbincangan dengan Sang Kekasih tentu kebahagiaan yang tiada tandingannya. Terlebih dalam pertemuan itu, Sang Kekasih menyatakan: “Sesungguhnya Aku telah memastikan kepada kalian maaf dan ampunan-Ku.”
Maka bergembiralah orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Kelak mereka akan bersua dengan Sang Kekasih, Rabb mereka yang selama hidup di dunia selalu mereka rindukan. Mereka yang Rasulullah sebutkan dalam hadits ini adalah orang-orang mukmin yang pernah melakukan dosa, lalu dosa itu Allah ‘azza wa jalla ganti dengan kebaikan, sesudah itu mereka diperintahkan untuk masuk kedalam surga.
Semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang beriman, yang hati kita selalu diliputi perasaan rindu kepada Allah ‘azza wa jalla dan kekasih-Nya Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam. Sehingga kelak, diri kita yang penuh dosa mendapatkan rahmat dari Allah ‘azza wa jalla dan syafaat dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam. Aamiin.
Wallahu a’lam bishawab.
KH. Bunyamin Mustofa, MA