Jakarta, Ahad.co.id– Ulama besar dari Hadramaut Yaman, Habib Ali Zainal Abidin bin Abdurrahman Al Jufri memberikan pesan khusus untuk Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan.
Pesan itu disampaikan Habib Ali Al Jufri dalam kesempatan Tabligh Akbar Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan Majelis Rasulullah di Monas, Jumat (13/4/2018) malam.
Dalam pesannya, Habib Ali meminta Anies memperhatikan jamaah Majelis Rasulullah yang merupakan warisan dari Allahyarham Habib Munzir Al Musawa.
“Mereka yang antum lihat saat ini, berbeda dengan orang-orang yang ribut dan mengganggu antum karena persoalan politik. Mereka datang karena rindu kepada Rasulullah,” kata Habib Ali.
Para Jamaah, lanjut Habib Ali merasa gembira karena dapat kembali melaksanakan syiar Islam di lapangan Monas setelah pada periode gubernur sebelumnya dilarang.
“Dan kegembiraan yang mereka rasakan malam ini, akan kembali keberkahannya untuk diri saudaraku Anies Baswedan,” kata Habib Ali.
Habib Ali dalam kesempatan itu menyebut Anis Baswedan dengan panggilan akhi yang berarti saudaraku.
Lebih lanjut Habib Ali berpesan kepada Anies untuk selalu istikamah dalam menjalankan pemerintahan. Selain itu, Habib Ali juga mendoakan semoga Anies selalu mendapatkan taufik dan rida dari Allah.
“Jaga hubungan dengan Allah, karena tidak ada yang bisa menganggu orang yang hatinya selalu terpaut kepada Allah,” tegasnya.
Tentang Habib Ali Al Jufri
Dilansir dari Wikipedia, Habib Ali Zainal Abidin bin Abdurrahman al-Jufri dilahirkan di kota Jeddah, Arab Saudi tepat sebelum fajar pada hari Jum’at, 16 April 1971 bertepatan 20 Safar 1391 H, dari orang tua yang masih keturunan Hussein bin Ali ra.
Pada masa kecil, Habib Ali al-Jufri mulai menimba ilmu kepada bibi dari ibundanya, seorang alimah dan arifah billah, Habibah Shafiyah binti Alwi bin Hasan Al-Jufri. Wanita shalihah ini memberikan pengaruh yang sangat besar dalam mengarahkannya ke jalur ilmu dan perjalanan menuju Allah.
Setelah itu ia tak henti-hentinya menimba ilmu dari para tokoh besar. Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf adalah salah seorang guru utamanya. Kepadanya ia membaca dan mendengarkan pembacaan kitab Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim, Tajrid Al-Bukhari, Ihya’ Ulumiddin, dan kitab-kitab penting lainnya. Cukup lama Habib Ali belajar kepadanya, sejak usia 10 tahun hingga berusia 21 tahun.
Ia juga berguru kepada Habib Ahmad Masyhur bin Thaha Al-Haddad, ulama terkemuka dan penulis karya-karya terkenal. Di antara kitab yang dibacanya kepadanya adalah Idhah Asrar `Ulum Al-Muqarrabin. Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki juga salah seorang gurunya. Kepadanya ia mempelajari kitab-kitab musthalah hadits, ushul, dan sirah. Sedangkan kepada Habib Hamid bin Alwi bin Thahir Al-Haddad, ia membaca Al-Mukhtashar Al-Lathif dan Bidayah Al-Hidayah.
Ia pun selama lebih dari empat tahun menimba ilmu kepada Habib Abu Bakar Al-`Adni bin Ali Al-Masyhur, dengan membaca dan mendengarkan kitab Sunan Ibnu Majah, Ar-Risalah Al-Jami`ah, Bidayah Al-Hidayah, Al-Muqaddimah Al-Hadhramiyyah, Tafsir Al-Jalalain, Tanwir Al-Aghlas, Lathaif Al-Isyarat, Tafsir Ayat Al-Ahkam, dan Tafsir Al-Baghawi.
Pada tahun 1412 H (1991 M) Habib Ali mengikuti kuliah di Fakultas Dirasat Islamiyyah Universitas Shan`a, Yaman, hingga tahun 1414 H (1993 M). Kemudian ia menetap di Tarim, Hadhramaut. Di sini ia belajar dan juga mendampingi Habib Umar bin Muhammad Bin Hafidz sejak tahun 1993 hingga 2003. Kepadanya, Habib Ali membaca dan menghadiri pembacaan kitab-kitab Shahih Al-Bukhari, Ihya’ Ulumiddin, Adab Suluk Al-Murid, Risalah Al-Mu`awanah, Minhaj Al-`Abidin, Al-`Iqd An-Nabawi, Ar-Risalah Al-Qusyairiyyah, Al-Hikam, dan sebagainya.
Selain kepada mereka, ia pun menimba ilmu kepada para tokoh ulama lainnya, seperti Syaikh Umar bin Husain Al-Khathib, Syaikh Sayyid Mutawalli Asy-Sya`rawi, Syaikh Ismail bin Shadiq Al-Adawi di Al-Jami` Al-Husaini dan di Al-Azhar Asy-Syarif, Mesir, juga Syaikh Muhammad Zakiyuddin Ibrahim. Di samping itu, Habib Ali juga mengambil ijazah dari 300-an orang syaikh dalam berbagai cabang ilmu.
Sejak tahun 1993, Habib Ali Al Jufri aktif berdakwah keliling berbagai negara. Hampir semua benua sudah beliau singgahi untuk menyebarkan risalah Islam. Dalam dakwahnya beliau selalu mengutarakan materi mencinta Rasulullah dan meneladani akhlak mulia Baginda Nabi.
Dudy S.Takdir