Denpasar, AHAD.CO.ID- Kedatangan Ustaz Abdul Somad (UAS) ke Bali pada tanggal 8-10 Desember 2017 lalu menimbulkan pro kontra bagi masyarakat Bali. Ramai tersebar di media sosial bahwa salah satu elemen yang melakukan penolakan adalah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Bali.
Ketua PWNU Bali, H Abdul Aziz melalui sambungan telepon, Senin (11/12) menjelaskan duduk perkaranya.
Ia kemudian menceritakan dari awal bagaimana dirinya sebagai Ketua PWNU mem-back up penuh panitia penyelenggara yang keseluruhan adalah Nahdliyin (warga NU).
Menjelang kedatangan UAS, H Aziz menjelaskan situasi mulai tidak kondusif. Ada beberapa isu bahwa akan ada penghadangan di bandara. Kemudian ia bersama pengurus PWNU yang lain berinisiatif untuk mendampingi panitia menjemput langsung ke bandara. Bersama UAS dan panitia, Pengurus PWNU terus mendampingi hingga ke Hotel Aston, tempat UAS menginap
“Namun setelah satu jam kami berada di hotel, situasi tidak kondusif, sebab ada konsentrasi massa yang menolak kedatangan UAS,” terang H Aziz.
Karena tidak ingin adanya tindakan kekerasan, sebab menurut H. Aziz, kelompok masyarakat yang pro kedatangan UAS juga akan bergerak ke hotel Aston, ia kemudian berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk dapat membantu memediasi dengan pihak yang menolak. Akhirnya mediasi pun terjadi di salah satu ruangan di hotel tersebut.
Dalam mediasi awal mengalami jalan buntu, hingga UAS memutuskan akan meninggalkan Bali. Tentunya keputusan ini akan berdampak pada jamaah pengajian yang sudah ribuan dan berpotensi akan bergejolak.
H Aziz kemudian meyakinkan kepada UAS bahwa jika dirinya membatalkan pengajian, justru yang terjadi adalah gejolak yang lebih besar. Dengan pertimbangan itu, akhirnya UAS kembali menemui pihak yang menolak dan terjadi saling rangkul menemui titik temu.
Lalu, ketika ditanya sosok yang mengaku Gus Yadi yang ramai diperbincangkan di medsos, H Aziz sama sekali tidak mengenalnya.
“Yadi itu siapa, dia bukan pengurus NU maupun banom NU. Dia juga bukan warga Nahdliyin,saat berdebat dengan saya pada saat mediasi, dia menggunakan baju PGN (Patriot Garuda Nusantara,)” tegasnya.
Jadi, menurut H. Aziz kalau ada media yang mengatakan PWNU Bali menolak bahkan memprovokasi untuk melakukan penolakan kedatangan UAS di Bali, merupakan pemberitaan yang sesat.
“Bahkan saya bersama pengurus NU yang lain selalu mendampingi UAS selama di Bali, jadi mohon diluruskan kepada masyarakat,” tutupnya.
NU Online | DANIEL AMRULLAH