Depok, Ahad.co.id- Ramadan sudah di ujung hari, tandanya sebentar lagi umat Islam akan merayakan hari kemenangan. Lumrahnya, semua akan menyambut Idulfitri dengan sukacita. Namun kegembiraan itu tidak menyapa sebagian saudara yang tak seberuntung kita.
Demikian diungkapkan Direktur ASAR Humanity Dicky Irawan dalam kesempatan acara Santunan Anak Yatim oleh Lembaga kemanusiaan ASAR Humanity. Keluarga Besar ASAR Humanity, lanjut Dicky berusaha menghadirkan kebahagiaan untuk para penerima manfaat.
“Alhamdulillah kami bersinergi dengan donatur publik yang memiliki kepedulian tinggi, serta didukung partisipasi perusahaan melalui program kemitraan dan Corporate Social Responsibility (CSR),” jelas Dicky dalam keterangannya kepada media, Rabu (5/5/2021).
Program santunan ini merupakan rangkaian dari program Ramadan yang bertajuk “Tebar Energi Ramadhan Raih Lipatan Pahala” yang digagas ASAR Humanity. Program itu adalah, Batal Kuy, Sahur Bareng Relawan (SABAR), Santunan Anak Yatim, THR Marbot & Guru Ngaji serta Birrul Walidain.
“Hingga hari ini, total penerima manfaatnya ada 100 anak yatim, 100 birrul walidain, 50 marbot, 100 guru ngaji, 120 penerima manfaat SABAR, dan 36.000 penerima manfaat tajil,” ungkap Dicky.
Dia juga mengucapkan terima kasih kepada para mitra yang terlibat dalam program Ramadan ASAR Humanity, antara lain Pertamina Hulu Indonesia, Indonesia 17, Martabak Orins, Nagaswara, BFF Jakarta, Koperasi pegawai Asei, serta seluruh donatur yang terlibat.
“Bulan Ramadan merupakan momen yang tepat untuk perbaikan diri dan penyucian jiwa (tazkiyatun nafs). Salah satu caranya adalah dengan berbagi kepada sesama,” jelasnya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, dengan kebersihan hati dan saling berbagi diharapkan akan memunculkan kekuatan iman dan ruhiyah dalam menghadapi problematika kehidupan yang semakin berat.
“Karena tahun ini, pandemi yang belum juga rampung membuat semakin banyak masyarakat kecil mengalami keterpurukan, hampir di seluruh wilayah Indonesia,” kata Dicky.
Karena itu, ASAR Humanity terus bertekad meluaskan manfaat seluas-luasnya sehingga makin banyak masyarakat yang terbantu. Terlebih, persoalan kemiskinan merupakan persoalan laten, sehingga butuh kerja sama banyak pihak untuk menyelesaikannya.
“Kami yakin betul, bangsa Indonesia merupakan bangsa yang gemar berbagi dan gotong royong. Sekarang saatnya membuktikan bahwa kita adalah bangsa yang kuat dengan saling menopang beban saudara lainnya,” tegas Dicky.