Jakarta, Ahad.co.id- Banyak teladan dan kisah hikmah dari perjalanan hidup Perdana Menteri ke-5 Indonesia, Mohammad Natsir. Tokoh Masyumi ini juga dikenal sebagai pribadi yang sederhana.
Salah satu kisah yang menarik adalah saat ia menolak ditawari sebuah mobil mewah oleh seorang pengusaha asal Medan. Menurut Natsir, mobil yang saat itu ia miliki sudah cukup untuk membawa dirinya serta keluarganya.
“Pengusaha asal Medan kasihan lihat Natsir padahal ketua partai besar, bekas Perdana Menteri kok mobil jelek, kusam. Nah pengusaha itu ingin kasi mobil mewah jaman itu tapi ditolak dan dia bilang ini sudah cukup,” kata Lukman Hakim, penulis buku Biografi Mohammad Natsir, Kepribadian, Pemikiran dan Perjuangan.
Cerita lain keluar dari puteri kandung M. Natsir, Aisyah Natsir. Dalam kenangannya, Natsir merupakan sosok yang tak pernah membeda-bedakan orang dari status sosialnya. Bagi Natsir, semua manusia memiliki hak yang sama untuk didengarkan keluh kesahnya.
“Aba, demikian kami memanggil beliau mau mendengarkan keluhan orang kecil,” ujar Aisyah dalam kesempatan bedah buku Biografi Mohammad Natsir yang digelar PP Parmusi, Kamis (6/2/20019).
Pernah satu ketika, lanjutnya, rumah Natsir kedatangan seorang yang nampak telah menempuh perjalanan jauh sehingga terlihat lusuh. Namun Natsir justeru menyambut tamunya dengan hangat, meskipun tamu itu tak dikenal sebelumnya.
“Tenyata tamu itu bercerita persoalan keluarga yang dihadapinya, dan Aba mendengarkan dengan seksama. Lalu memberikan sedikit nasihat,” kata Aisyah.
Usai tamu pulang, Aisyah bertanya kepada Abanya mengapa mau duduk berlama-lama dengan orang yang hanya bercerita masalah keluarganya. Tanpa diduga, Natsir menjawab, “Bagi kita mungkin persoalan yang dihadapinya tak penting, tapi bagi dirinya didengarkan saja keluh kesahnya merupakan sebuah anugerah,” kata Aisyah menirukan pesan Abanya.
Selain itu, Aisyah tak pernah melihat Natsir marah kepada siapapun. Menurutnya, Natsir selalu berbicara dengan nada datar dan bijak, termasuk kepada bawahannya.
“Para orang tua yang kini aktif di Dewan Dakwah pasti tahu itu. Aba tak pernah marah, tak pernah membentak. Walaupun ada kesalahan dari anak buahnya,” kata Aisyah.
Karena itu, dia percaya saat ini sulit menemukan pemimpin seperti Natsir. Sosok yang peduli dan mau mendengarkan rakyat biasa. (Dudy)