Istanbul, Ahad.co.id- Rencana perubahan status Hagia Sofia dari museum menjadi masjid mendapat dukungan dari mayoritas warga Turki. Sebuah jajak pendapat baru-baru ini menyatakan 73 persen orang Turki setuju dengan perubahan tersebut.
Kendati demikian, Komunitas Kristen di Turki terpecah menyikapi rencana perubahan atas status Hagia Sophia dari museum menjadi masjid.
Status bangunan yang ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO itu akan ditentukan pada hari ini, 2 Juli 2020. Pengadilan tinggi Turki akan memutuskan apakah bangunan itu dapat dibuka menjadi masjid setelah 85 tahun menjadi museum.
Rencana yang dipelopori oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan ini mendapat dukungan dari sebagian warga kristen Turki, antara lain kelompok Patriarkat Armenia Konstantinopel.
“Saya percaya bahwa doa orang-orang beriman lebih cocok dengan Hagia Sofia, daripada para wisatawan yang berlarian untuk mengambil gambar,” kata Kepala Patriark Armenia, Şahak II.
Kendati demikian, Patriark Ekumenis Bartholomew I, pemimpin dari 300 juta orang Kristen Ortodoks di seluruh dunia, telah menyatakan keprihatinannya atas rencana perubahan tersebut.
“Alih-alih menyatukan, warisan berusia 1.500 tahun memecah belah kita. Aku sedih dan terguncang,” kata dia.
Selain itu, Duta Besar A.S. Sam Brownback telah meminta pemerintah Turki untuk mempertahankannya sebagai situs Warisan Dunia UNESCO, dalam statusnya saat ini sebagai museum.
“Hagia Sophia memiliki makna spiritual dan budaya yang sangat besar bagi milyaran orang beriman dari berbagai agama di seluruh dunia,” tulis Brownback. (Hasbi/Ahval).