Ahad.co.id- Manusia memang dibekali sifat amarah, namun akan menjadi masalah jika sifat itu tidak terkontrol dan acap kali meluap.
Persoalan bersenggolan saat berkendara di jalan raya misalnya, akan menjadi panjang jika tidak bisa menahan amarah.
Padahal menahan amarah merupakan salah satu hal yang Allah sangat suka, dan berpahala besar. Seperti yang tersebut dalam Surat Al Imran ayat 134, Allah berfirman,
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS Ali Imran: 134).
Agar tidak menjadi orang yang pemarah, sebagai umat Islam tentunya harus memperbanyak istighfar untuk selalu mengingat Allah. Selain itu, ada doa khusus supaya tidak larut dalam perasaan tersebut, yaitu:
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ ، وَأَذْهِبْ غَيْظَ قَلْبِيْ ، وَأَجِرْنِيْ مِنَ الشَّيْطَانِ
Artinya : “Ya Allah, ampunilah dosaku, redamlah murka hatiku, dan lindungilah diriku dari pengaruh setan.”
Di dalam salah satu riwayat hadist juga menjelaskan tentang pentingnya menahan amarah, Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ كَظَمَ غَيْظاً وَهُوَ قادرٌ على أنْ يُنفذهُ دعاهُ اللَّهُ سبحانهُ وتعالى على رءوس الخَلائِقِ يَوْمَ القيامةِ حتَّى يُخيرهُ مِنَ الحورِ العين ما شاءَ