Bogor, Ahad.co.id- 16 penulis cilik dari kelas 3, 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Ar Rasyid, Kampung Babakan Cibalung, kec Cijeruk, Kab Bogor, Sabtu 2 November 2019, launching buku perdana mereka yang berjudul KICAU MURAI.
Bukan cuma menulis buku, tapi buku itu ditujukan untuk edukasi dan donasi.
Kenapa edukasi? Karena di dalam tulisan-tulisan mereka, mereka mengungkapkan nasehat terhadap diri sendiri, ada adab, ada nuansa religi.
Kenapa donasi? Karena dalam setiap pembelian buku itu, diniatkan sebagian untuk sumbangan kemanusiaan yang akan disalurkan oleh ACT (Aksi Cepat Tanggap).
Kegiatan yang pantas menjadi contoh. Bahwa prestasi itu bukan untuk dinikmati sendiri, tapi juga untuk berbagi pada yang membutuhkan.
Suka dan duka menjadi penulis sudah mereka alami di usia mereka yang relatif muda (8 sampai 11 tahun). Dikritik, naskahnya dicoret-coret, disuruh ulangi berkali-kali, bahkan ada naskah yang dianggap tak layak ditayangkan. Semua itu tak membuat mereka mundur.
Apa yang mereka wujudkan hari ini mungkin belum sempurna jika dibandingkan penulis cilik lainnya yang sudah lebih dahulu kondang.
Tapi setidaknya ini adalah awal dari keberanian berkarya dan menginspirasi bagi anak-anak lain yang juga ingin berprestasi dan berbagi.
Mereka adalah 16 anak-anak desa yang mengangkat nama sekolah dan membanggakan orang tua. Sekarang apa yang kalian lakukan tidak hanya dilihat oleh guru, sekolah, keluarga, tapi juga orang lain di luar kampung ini bahkan orang terkenal seperti Bapak Fuad Baradja (artis pameran ayah dalam Jin dan Jun pun berkata:
“Kalian bisa bermanfaat bagi orang lain melalui bidang kalian masing-masing. Sekarang kalian belajar menulis. Penulis yang baik adalah orang yang menulis untuk kebaikan. In syaa Allah dengan menulis yang baik-baik kalian akan menebar manfaat. Dan kalian akan menjadi orang yang bermanfaat.”
Penulis buku best seller “Gara-Gara Indonesia”, Agung Pribadi pun ikut berkomentar,”Untuk siswa MI Ar Rasyid 1 yang sudah menulis buku anthology dan menerbitkannya, maju terus. Ini suatu prestasi. Anak sekolah dasar sudah bisa menulis dan menerbitkan buku, itu prestasi yang keren. Dan penulis cilik ini, khas Indonesia. Di Jepang, di Eropa, di Amerika tidak ada. Bahkan Jepang itu sampai membuat liputan khusus TV NHK tentang fenomena penulis cilik ini karena di Jepang tidak ada. Kalian patut berbangga. Selamat. Maju terus. Kalian calon penulis hebat.”
Tak ketinggalan komentar Bapak Isa Ansori, sekretaris Lembaga perlindungan anak Jawa Timur dan Anggota Dewan Pebdidukan Jawa Timur, dengan komentarnya,”Sebaik-baik manusia adalah yang bisa bermanfaat bagi orang lain. Mudah-mudahan dengan karya tulis yang pagi ini dilaunching, bisa memberikan manfaat dan bisa menginspirasi banyak orang di sekitar kita.”
Ibu Ir. Rismita Sari, MSc seorang peneliti LIPI Kebun Raya yang menanggapi salah seorang penulis tentang tulisannya Jalan-jalan ke Kebun Raya, Anha yang menuliskan secara menarik pengalamannya antara fakta dan hayalan. Tapi alur ceritanya sudah bagus.
Dan banyak lagi komentar positif yang mengalir untuk kalian.
Mutiara tetaplah mutiara meski tersimpan di dalam lumpur.
Meski anak-anak yang tinggal di kampung, kalian tetap bisa bercahaya, tetap bisa menebar manfaat.
Kiriman: Diana (Penulis dan praktisi pendidikan)