Ahad.co.id- Setelah sebelumnya hanya menjadi angan-angan, kini Hazza al-Mansoori (35) mencetak sejarah sebagai orang Arab pertama yang mencapai Stasiun Antariksa Internasional (ISS). Dia berada di luar angkasa selama sepekan dan mendarat di bumi pada Kamis, 3 Oktober 2019.
Dua hari sebelum tiba di bumi, al-Mansoori membagikan kisahnya selama di luar angkasa kepada ratusan pelajar dari berbagai negara melalui sambungan video call. Pada kesempatan, ada seorang pelajar yang bertanya mengenai cara shalat al-Mansoori di luar angkasa.
“Bagaimana Anda shalat? Bagaimana Anda berwudhu? Jam berapa saja Anda shalat?” tanya seorang pelajar kepada al-Mansoori, diberitakan khaleejtimes, Rabu (2/10).
Hazza menjelaskan bahwa waktu di luar angkasa begitu relatif, tergantung pada kecepatan pesawat luar angkasa yang mereka kendarai. Begitu pun dengan waktu shalat, juga relatif selama berada di luar angkasa.
Sebagai seorang Muslim, Hazza wajib melaksanakan shalat lima waktu dalam sehari; Shubuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya, dan Shubuh. Masing-masing shalat memiliki waktunya sendiri. Namun persoalannya, selama di luar angkasa dia mengelilingi bumi setiap 90 menit. Dengan demikian, Hazza melihat matahari terbit dan terbenam sebanyak 16 kali selama sehari. Maklum, pesawat luar angkasa yang dikendarai Hazza berkecepatan hingga 28,000 kilometer per jam.
Meski demikian, Hazza menuturkan bahwa ia menjalankan shalat lima waktu sesuai dengan nasihat dari para ulama. Dia juga dibekali buku panduan shalat oleh peneliti senior di Departemen urusan Islam dan Badan Amal Dubai (IACAD).
Ketika shalat, Hazza mengaku menghadap ke arah bumi dan menjadikannya sebagai kiblat. Rencananya, dia akan segera membagikan video dirinya tengah shalat dan wudhu di luar angkasa.
Merujuk pada Gulfnews, Rabu (25/9), dalam buku panduan tersebut, para ulama di Dubai Islamic Affairs mengatakan bahwa Hazza di luar angkasa tetap wajib menjalankan shalat. Ia harus mengatur ibadah itu sebagai seorang Muslim. Mereka menasihatinya untuk menghadap bumi ketika shalat jika memungkinkan.
“Sebagai pilot profesional, saya terbiasa shalat sambil terbang dengan kecepatan tinggi,” tuturnya.
Pada Desember 2017 lalu, Pusat Antariksa Mohammed bin Rashid meluncurkan program astronot pertama. Hazza adalah satu dari 4.022 orang dari 38 bidang pekerjaan yang mendaftar dalam program tersebut. Dia kandidat yang berhasil lolos setelah menjalani serangkaian seleksi.
Hasbi Syauqi