Padang, Ahad.co.id- Kerusuhan terjadi di Kabupaten Wamena, Provinsi Papua berdampak besar terhadap para perantau asal Minang disana. Gubernur Sumatera Barat memerintahkan agar perantau meninggalkan Wamena, diperkirakan sekitar 900 perantau minang disana.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan, “tiket 5 juta perorang dengan 3 orang perkepala keluarga, jadi dibutuhkan sekitar 4,5 miliar anggaran untuk membantu pemulangan perantau Minang di Wamena. Melalui ASN sudah dimulai penggalangan bantuan dan diharapkan kepala perantau lain ikut membantu”.
“Siapapun yang bersedia membantu bisa mengirimkan bantuan ke rekening Bank Nagari 2101.0210.07340-3 atas nama Sumbar Peduli Sesama,” ungkap Irwan.
Sementara itu wakil gubernur Sumbar telah berangkat ke Wamena pada Jumat (27/09/2019) yang lalu. Nasrul Abit bersama perwakilan OPD ingin memastikan keadaan para perantau di Wamena.
“Rencana mau memastikan informasi tentang kondisi perantau Sumatera Barat di daerah Wamena, apakah mereka baik-baik saja atau tidak. Makanya, saya diperintahkan oleh gubernur untuk berangkat menuju Wamena malam ini juga,” tegasnya.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat Buya Gusrizal Gazahar menanggapi, “kini NKRI yang diperjuangkan oleh para tokoh kita menjadi tumpahan darah dan air mata bagi yang menjadi korban,” kata Gusrizal.
“Kami harus mengambil kesatuan langkah dengan menggelar rapat akbar “Ranah Minang Mangisa Karih” sebagai isyarat bahwa tidak begitu saja darah tertumpah sia-sia dan tak semurah itu nyawa melayang di dalam negara kesatuan yang selama ini kami cintai,” katanya.
Delapan peti jenasah perantau Minang telah tiba dan dikuburkan di daerah masing-masing, umumnya berasal dari kabupaten Pesisir Selatan.
Beny Aprius