Jakarta, Ahad.co.id- Kaum muslimin dikejutkan oleh sebuah peristiwa tragis di hari jumat yang mulia. Penembakan di dua masjid di Selandia Baru terjadi saat menjelang sholat Jumat waktu setempat.
Pelaku dengan sengaja melakukan siaran live di akun media sosial menunjukkan bahwa dia melakukannya dengan penuh kesadaran. Bahkan terlihat bagaimana sejumlah senjata dia persiapkan untuk melakukan aksinya.
“Sudah jelas ini adalah tindakan terorisme, selain membunuh ditempat ibadah yang memang sedang melakukan ritual ibadah, mereka juga memancarkan siaran langsung aksi brutalnya untuk memberikan pesan. Jelas ini adalah sikap dan tindakan terorisme. Tindakan yang sangat kental dengan aroma kebencian yang didasari oleh sikap Islamophobia,” kata Ketua Umum LPPDI Thoriquna, Ustaz Budhi Setiawan di Jakarta, Jumat (15/3/2091).
Menurutnya, Barat merupakan pihak yang paling bertanggungjawab dalam hal ini dengan segala narasi fitnahnya kepada Islam dan ummat Islam. Hal ini kembali menjadi sebuah pertanda bahwa terorisme bukanlah berasal dari Islam.
“Harus dibedakan mana sebuah sikap dan tindakan pembelaan diri dari penjajahan modern ala barat dengan terminologi teroris dan radikalnya terhadap negeri-negeri kaum muslimin,” jelas dia.
Barat, lanjutnya, yang membangkitkan narasi kebencian dengan dalih humanisme dan hak asasi, namun hakikatnya penindasan terhadap kaum muslimin.
“Terminologi ini harus dilawan agar kekerasan tidak terus menerus disematkan pada Islam,” tambahnya.
Lebih lanjut, LPPDI Thoriquna menyatakan turut berduka kepada para korban penembakan di Selandia Baru. “Semoga Allah mengampuni dosa mereka bahkan memberikan pahala syahid. Aamiin,” katanya.
Pihaknya juga meminta pihak pemerintah Selandia Baru dapat memproses hukum kepada pelakunya dengan hukuman setimpal, agar tidak menyakiti hati umat Islam yang marah terhadap kejadian ini.
“Kepada kaum muslimin hendaknya ini jadi penegur kita bahwa orang-orang kafir itu hakikatnya menyimpan kebencian terhadap kita karena keimanan kita. Dan sebagaimana dalam QS Al-Baqarah (2): 104 kita juga harus bersiap dalam perang terminologi yang menghinakan syariat Islam yang mulia ini,” pungkasnya.
Dudy S.Takdir