Jakarta, Ahad.co.id- Kasus Ratna Sarumpaet seharusnya jadi pelajaran bagi Prabowo Subianto. Calon presiden nomor urut 02 itu dinilai perlu mengevaluasi orang-orang di sekitarnya.
“Banyak penguasa atau tokoh besar jatuh karena orang-orang dekatnya,” kata Ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) DKI Jakarta M Rico Sinaga kepada wartawan di Jakarta, Kamis (4/10). Penguasa dimaksud di antaranya Ken Arok, Presiden Soeharto dan Presiden Soekarno.
Rico mengaku, sebagai sesama aktivis, ia sangat menyesalkan kebohongan yang dibuat Ratna. Meski demikian ia juga mengatakan, jika melihat rekam jejak Ratna di masa lalu, ia tidak terlalu heran jika Ratna bisa berbuat seperti.
“Dalam hal ini, saya juga melihat ada kesalahan fatal yang dilakukan Prabowo. Karena dia maupun tim pemenangannya tidak lebih dulu melakukan pengecekan apa yang dikatakan Ratna kepadanya, sehingga mereka semua kini terkelabui,” ujar Rico.
Ratna, lanjut aktivis senior di Jakarta ini, sebelum terjun menjadi aktivis HAM adalah pemain teater. “Jadi, soal berakting dan main drama, dia sangat jago,” cetus Rico.
Belajar dari kasus ini, Rico meminta Prabowo mulai melakukan screening terhadap orang-orang dekatnya, baik yang berada di Ring 1 maupun Ring 2.
Karena sudah bukan rahasia bahwa dalam sebuah persaingan atau kompetisi, apalagi dalam kontestasi politik, pihak lawan akan menyelundupkan orang-orangnya (infiltrasi) untuk melakukan pelemahan, bahkan pembusukan dari dalam.
Dalam kasus Ratna, tegas Rico, ia juga merasakan ada sesuatu yang tak beres, yang mengindikasikan bahwa ada ‘something wrong’ dalam kasus ini.
Pasalnya, Ratna datang kepada Prabowo, Amien Rais dan Fadli Zon, lalu curhat kalau dirinya dianiaya, padahal itu bohong. Dia juga menceritakan hal yang sama kepada yang lain.
Ratna seperti tak peduli apa dampak dari kebohonganya itu jika terbongkar. Padahal dia anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.
Di sisi lain, Prabowo pun kurang teliti, karena bila seseorang dianiaya, apalagi oleh tiga orang, maka akan ada luka guratan atau luka parut di wajah atau bagian tubuh yang lain, bukan hanya luka lebam di wajah.
Jadi, tegas Rico, memang ada sesuatu dalam kasus ini, dan sebaiknya ini diinvestigasi oleh tim investigasi Prabowo agar jika Ratna memang orang yang ditanam pihak lawan, maka kawan-kawannya yang juga sudah disusupkan, tidak bisa lagi bergerak leluasa,” katanya.
“Kalau tim investigasi itu belum ada, segera bentuk. Sebagai pendukung Prabowo, saya siap membantu karena FKDM punya personel untuk melakukan tugas seperti itu,” pungkas Rico.
RMOL | Daniel Amrullah