Yanuar juga menyesalkan Azyumardi Azra yang membenturkan LDK dan KAMMI dengan organisasi kemahasiswaan lain seperti GMNI, PMKRI, dan PMII dengan pernyataannya agar lembaga-lembaga tersebut mengambil peran lebih aktif lagi untuk menghadang pengaruh LDK dan KAMMI.
“LDK dan KAMMI adalah oraganisasi terbuka dan tidak pernah mengambil jarak dengan elemen organisasi kemahasiswaan lainnya bahkan berharap dan terus berupaya menjalin sinergi dalam kerangka fastabiqul khoirot. Kenapa harus dibenturkan? Kami justru senang jika organisasi lainnya turut berlomba mengisi ruang kontribusi yang tersedia untuk kebaikan dan kemajuan bangsa,” tandas Yanuar.
Selanjutnya, mantan Sekjen Gema Keadilan ini menghimbau agar tokoh sekaliber Azyumardi Azra memberi teladan dalam pernyataan dan sikap yang meneduhkan dan memotivasi para pemuda dan mahasiswa untuk berkontribusi. Bukan pernyataan yang mendeskriditkan, menimbulkan kecurigaan dan kebencian, serta bisa memecah belah diantara elemen pemuda dan mahasiswa.
“Bukan saatnya lagi kita berpikir regresif dan segregatif dengan mendeskriditkan elemen bangsa tertentu dan menonjolkan yang lainnya. Bangsa ini terlalu besar dan masalahnya terlalu kompleks untuk diselesaikan sendirian. Butuh kerja sama dan sinergi sesama elemen bangsa termasuk elemen organisasi pemuda dan mahasiswa,” kata Yanuar.
Pun, lanjut Yanuar Arif, jika Profesor Azyumardi punya kritik dan masukan kepada LDK dan KAMMI akan sangat baik dan bermartabat jika disampaikan langsung secara dialogis. “Teman-teman LDK dan KAMMI sangat terbuka jika itu dilakukan,” pungkas Yanuar.