Jakarta, Ahad.co.id- Peristiwa rentetan teror pasca kerusuhan di Rutan Mako Brimob Cabang Salemba, dinilai mengalami beberapa kejanggalan. Kendati menimbulkan kegaduhan nasional, Ketua GNPF Ulama Ustaz Yusuf Muhammad Martak meminta masyarakat tidak mengedepankan prasangka negatif.
“Masyarakat sebisa mungkin membantu aparat kepolisian agar mendapat informasi yang akurat. Sebab, mereka juga terbatas sekali mendapat informasinya, bahkan simpang siur,” ujar Yusuf saat dihubungi media, Sabtu (26/5).
Atas dasar itu, GNPF Ulama bersama beberapa ormas Islam yang tergabung dalam Gabungan Umat Islam Bersatu (GUIB) Jawa Timur menginisiasi Tim Independen guna mencari fakta dan informasi berimbang untuk disampaikan kepada masyarakat.
“Sebab, kalau informasi disampaikan dari dua sisi, yaitu pihak aparat dan Ormas, menurut saya akan lebih positif. Saya pernah mendengar ada terduga teroris langsung ditembak tanpa diadili, bahkan hilang tanpa jejak,” ungkap Yusuf.
Menurutnya, dengan dibentuk Tim Independen, proses hukum dan diseminasi informasi akan lebih transparan. Selain itu, ia meminta masyarakat tidak termakan stigma Warga Negara Indonesia (WNI) yang kembali dari Suriah merupakan teroris.
“Tapi lebih tepat dia di asumsikan sebagai jihadis. Orang yang kesana memang mau melakukan jihad dan menyadari itu (Suriah) adalah medan perang,” terangnya.
Semestinya, lanjut Yusuf, WNI yang kembali dari Suriah tidak melakukan hal negatif untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebab, Indonesia bukan medan peperangan dan tidak terjadi perang.
“Banyak dari mereka disini da’i, ulama dan tokoh. Makanya saya katakan, tidak bisa mengeneralisasi semuanya teroris. Nah, itu yang perlu diluruskan,” jelas Yusuf.
Dikatakan Yusuf, jika pandangan tersebut tak diluruskan, maka seorang muslim yang memiliki ghirah keislaman kuat dianggap teroris. Pemerintah dan aparat penegak hukum harus memastikan keadilan dan tidak diskriminatif kepada seluruh anak bangsa.
“Seperti Alfian Tanjung yang mengungkapkan informasi, kenapa Alfian yang ditangkap? Bukan dicari sumber ujaran yang disampakan Ustaz Alfian. Nah, aparat harus lebih kroscek lagi, sehingga mendapatkan informasi akurat,” saran dia.
“Apabila dalam vonis Ustaz Alfian dianggap bersalah, silakan diproses secara hukum. Tapi bukan Ustaz Alfian dilarang menyampaikan informasi sebenarnya,” imbuhnya.
Dalam kerjanya, Tim Independen yang tergabung dari berbagai Ormas, Ulama se-Jawa Timur, pihak kepolisian, TNI, dan pemerintah akan mengusut banyaknya hal-hal yang dipertanyakan masyarakat dan tidak ada yang bisa menjawab, termasuk polisi.
“Jangan sampai masyarakat menyimpulkan masing-masing, dimana berujung kegaduhan dan ketidaknyamanan. Yang pada akhirnya merugikan pemerintah sendiri,” pungkasnya.
Hasbi Syauqi