Jakarta, AHAD.CO.ID- Laskar Bali, salah satu elemen yang tergabung dalam Komponen Rakyat Bali (KRB) saat menolak kedatangan Ustaz Abdul Somad (UAS) menyampaikan permohonan maaf kepada umat Islam di Indonesia.
Melalui akun Facebooknya, Sekretaris Jenderal Laskar Bali I Ketut Ismaya menulis status panjang terkait permohonan maaf pihaknya.
“Saya ingin memperjelas masalah Ustaz Somad agar semua tidak salah paham dan simpang-siur berita yang dibuat semakin panas oleh orang orang yang ingin menghancurkan NKRI dengan mengatas namakan Agama,” tulisnya yang dikutip AHAD.CO.ID, Senin (11/12).
Ismaya berkilah, kedatangannya ke Hotel tempat Ustaz Abdul Somad menginap untuk berdialog. “Saya kesana bukan untuk sweeping tapi mencari Ustaz Somad untuk ikut berdialog,” tulisnya.
Namun lantaran tidak dapat bertemu UAS, Ismaya berkeliling hotel sembari berteriak: “orang yang tidak NKRI usir dari Bali, kami tidak mau diadu domba.”
“Setelah saya dipertemukan dengan Ustaz Somad dan beliau mengatakan NKRI serta mau mencium bendera Merah Putih, saya terharu dan bangga, setelah itu saya dengan Ustaz berpelukan,” jelasnya.
Karena itu dia menulis permohonan maaf kepada umat Muslim. “Mohon maaf kalau ada penyampaian saya yang salah karena saya manusia biasa yang tidak sempurna. Tapi, hati dan niat saya mulia, yaitu ingin menjaga NKRI dan Bali. Tidak ada niat saya melecehkan agama lain, apalagi Islam, agama terbesar dan terhebat di Indonesia,” tulisnya.
“Kalau saya pencitraan, Tuhan saya, Ida Sang Hyang Widhi Wasa akan tahu dan pastinya saya akan dihukum oleh Beliau. Jadi, mulai hari ini saya minta jangan ada yang saling menghujat dan menghina. Kita rakyat Indonesia harus bersatu. Begitu juga bagi keluarga besar saya, Laskar Bali dan semeton Bali. Salam hormat kami sekeluarga, terima kasih,” sambung Ismaya.
Dia juga menegaskan, tidak ada yang membawa senjata tajam seperti gambar yang viral di media sosial. “Yang dibawa anggota saya adalah tongkat komando saya berkepala semar,” katanya.
Sementara itu, kuasa Hukum UAS Kapitra Ampera menyatakan salah alamat jika ada pihak yang menuduh UAS anti Pancasila dan anti NKRI. Ustaz Somad adalah seorang dosen yang mengabdikan diri untuk anak bangsa hingga ke pelosok Tanah Air.
“Kami ini orang Melayu. Tanah Melayu menyumbang devisa besar untuk negara ini. Minyak kami menyumbang untuk republik ini. Bagaimana mungkin Ustaz Abdul Somad dituduh anti NKRI sementara dia adalah seorang dosen yang mengajar anak-anak pedalaman yang seharusnya ini tugas pemerintah. Dia mengajarkan Pancasila dan NKRI,” kata Kapitra dalam wawancara dengan sebuah stasiun televisi, Senin (11/12).
Kapitra menambahkan, pihaknya akan tetap melaporkan orang-orang yang terlibat langsung dan tidak langsung di Bali akhir pekan lalu. Ustaz Somad juga meminta untuk mengambil tindakan hukum terhadap mereka yang sudah merusak kebinekaan yang terjaga selama ini di Bali.
“Ustaz Abdul Somad sudah memberi pernyataan bahwa ini harus ditindaklanjuti secara hukum. Kita sudah mengidentifikasi orang-orang yang terlibat langsung dalam peristiwa ini,” jelasnya.
DUDY S.TAKDIR