AHAD.CO.ID- Bila kita menilik ke belakang yaitu pada zaman Rasulullah SAW, saat Allah SWT memerintahkan mengubah arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka’bah, para sahabat Nabi SAW langsung mengubah arah kiblat mereka, padahal mereka sedang rukuk. Juga ketika Allah SWT mengharamkan pernikahan dengan kaum musyrik, mereka segera menceraikan istri-istri mereka yang tak mau memeluk Islam.
Begitu taatnya mereka pada aturan Allah SWT, karena memang setiap muslim yang telah mengikrarkan dirinya beriman kepada Allah SWT harus senantiasa melaksanakan amal-amal shalih, yaitu dengan menjalankan syariah-Nya secara kaffah.
Sayang, saat ini masih banyak kaum muslim yang mengaku mengimani Allah SWT, tapi mengabaikan ketaatan pada syariah-Nya. Padahal iman yang hakiki menuntut pengamalan seluruh syariah-Nya. Mereka malah mengikuti thaghut. Thaghut adalah segala sesuatu selain Allah SWT yang disembah, diikuti atau ditaati manusia. Thaghut juga bermakna setiap kaum yang berhukum selain hukum Allah SWT dan rasul-Nya.
Iman yang hakiki akan membuahkan kesungguhan untuk berIslam secara total (kaffah) sesuai perintah Allah SWT : “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian kedalam islam secara total, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh setan itu musuh yang nyata bagi kalian” (TQS al Baqarah (2):208).
Perjuangan kita dalam melaksanakan syariah Allah SWT tentu tidak mudah, terutama penegakan khilafah. Tidak sedikit orang yang menghalang-halangi bahkan membenci perjuangan kaum muslim dalam menerapkan syariat Islam. Karena itu seruan manusia yang mencoba menghalang-halangi penegakan syariah Islam adalah seruan yang tidak layak didengar dan ditaati. Seruan tersebut hakikatnya adalah kebatilan.
Seperti halnya hukum menegakkan khilafah adalah wajib. Dengan adanya khilafah, maka otomatis penegakan semua syariat dan hukum-hukum Allah SWT akan sempurna, karena tidak mungkin menjalankan segenap syariat Islam tanpa adanya institusi khilafah. Meskipun banyak orang yang menghalang-halangi atau membenci umat Islam yang memperjuangkan penerapan syariah Allah SWT, namun seorang muslim harusnya hanya memperhitungkan ridha atau murka Allah SWT semata. Ia harus tetap gigih menjalankan perintah Allah SWT sekalipun banyak orang yang membenci perbuatannya. Muslim seperti inilah yang akan mendapatkan limpahan ridha Allah SWT.
Adanya tekanan, intimidasi, fitnah bahkan persekusi harus dihadapi oleh setiap muslim dengan penuh kesabaran. Kaum mukmin memahami bahwa hal ini adalah ujian dari Allah SWT. Sabar bukan berarti diam, namun terus menunjukkan ketaatan kepada Allah SWT dan berusaha mengubah kemungkaran yang ada.
“Sungguh telah di dustakan pula para rasul sebelum kalian. Akan tetapi, mereka sabar atas pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan ) terhadap mereka sampai datang pertolongan Allah kepada mereka” (TQS al-An’am (6): 34 ).
Hendaklah kita tetap sabar dan istiqomah di dalam ketaatan total kepada Allah SWT. Janganlah berbagai fitnah dan kezaliman yang mendera kita membuat kita bergeser dari ketaatan kepada-Nya. Inilah jalan yang telah ditetapkan Allah SWT untuk menjemput keridhaan-Nya sekaligus meraih pertolongan-Nya.
Wallahu a’lam bi ash-showab.
Penulis: Siti Rukiyah
Editor: Daniel Amrullah