Gaza, AHAD.CO.ID- Pimpinan Gerakan Hamas di Jalur Gaza, Yahya Sinwar, menegaskan, rakyat Palestina masih dalam tahap pembebasan nasional, tidak mungkin tidak membutuhkan senjata. Dia menegaskan bahwa gerakan Hamas siap untuk mengalah demi kemenangan tanah air.
Hal tersebut disampaikan Sinwar dalam pertemuan dengan kader faksi-faksi Palestina di Jalur Gaza, Selasa (24/10/2017) malam. Dia mengatakan, “Kami tidak akan membiarkan kondisi perpecahan sama sekali. Karena berlanjutnya perpecahan menjadi bahaya besar dan bahaya strategis pada proyek nasional Palestina.”
Dia melanjutkan, “Banyak orang berusaha menjadikan kami dalam cengkeraman kekalahan. Namun kami tidak melihat itu. Kami siap untuk kalah demi kemenangan tanah air. Ketika kami berangkat untuk melakukan rekonsiliasi, pilihan kami adalah bahwa minimal melindungi proyek pembebasan dan hak kembali pengungsi, setidaknya kami tidak menjadi salah satu pihak dalam perpecahan.”
Sinwar menegaskan kesungguhan gerakannya dalam upaya mewujudkan rekonsiliasi. “Kami tidak akan membiatkan perpecahan terus beralnjut. Perpecahan akan berakhir miskipun dari satu pihak,” tegasnya.
Dia melanjutkan, “Bila gerakan Fatah memiliki 20% kesungguhan dari yang ada pada kami, maka perpecahan akan berakhir. Dan kami menemukan pada mereka lebih dari itu pada saat sesi-sesi
dialog yang di dalamnya kami membahas masalah-masalah sulit dan kami berhasil menyukseskannya.”
Petinggi Hamas di Gaza ini menegaskan bahwa upaya-upaya penjajah Zionis untuk menghalangi proyek rekonsiliasi tertotal secara tegas dan permanen. “Jika musuh (Zionis) berfikir memggagalkan rekonsiliasi, maka mereka akan mendapatkan pelajaran agar tidak intervensi dalam urusan internal kita.”
Sinwar menegaskan kembali penolakannya mengakui entitas Zionis. “Tidak akan dan tidak mungkin kami mengakui Israel. Syarat-syarat Israel tertotak. Kami siap memberikan konsensi demi tanah air dan internal Palestina.”
Dia melanjutkan, “Kami tidak akan mundur menghadapi musuh. Kami akan tetap setiap pada proyek hak kembali pengungsi, perlawanan dan senjata perlawanan.” Dia menegaskan bahwa gerakannya telah mempersembahkan banyak konsesi nasional demi menyukseskan rekonsiliasi nasional Palestina.
Dia menambahkan, “Senjata perlawanan bukan milik Hamas dan juga bukan milik al-Qassam. Namun milik semua anak dan warga di Jalur Gaza. Karena tahun-tahun blokade tidak lain adalah untuk mencegah kami memiliki kekuatan dan untuk memotong kuku-kuku kami.” Dia menegaskan, “Rakyat Palestina tidak mungkin tidak membutuhkan senjata.”
PIP | DAMAR AH