Beranda Berita Ini Pernyataan Resmi Al-Azhar Mesir Terkait Krisis Rohingya

Ini Pernyataan Resmi Al-Azhar Mesir Terkait Krisis Rohingya

BERBAGI
Grand Syeikh Al-Azhar, Prof Dr Syekh Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb/Ist

Kairo, AHAD.CO.ID- Universitas Al-Azhar Mesir mengeluarkan pernyataan resmi terkait krisis Rohingya. Dalam pernyataan sikap yang dibacakan oleh Grand Syaikh Al-Azhar, Prof. Dr. Syekh Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb baru-baru ini, Al Azhar menyebut serangan yang dialami umat Islam Rohingya sangat brutal.

“Nurani Internasional yang mati adalah sebab di balik fenomena brutal yang tak berperikemanusiaan di Myanmar,” demikian kata Grand Syaikh seperti dikutip dari laman resmi Al-Azhar, Jumat (15/9).

Lebih lanjut dia menyatakan, seluruh Perjanjian Internasional yang berjanji akan melindungi Hak Asasi Manusia, semuanya hanya sebatas tinta di atas kertas, bahkan itu hanya kebohongan semata.

“Apa yang dialami oleh Muslim Rohingya, mengingatkan kita dengan tabiat binatang buas di hutan belantara,” imbuhnya.

Al-Azhar juga menyindir standar ganda yang dilakukan banyak negara dan organisasi dunia. Organisasi-organisasi dunia pastinya akan mengambil sikap yang berbeda jika kelompok yang tertindas ini adalah pemeluk agama atau keyakinan selain Islam.

Baca juga :   Said Didu: Parpol Jangan Rusak Budaya Himpunan Alumni IPB

Untuk itu, Al-Azhar Al-Syarif mustahil hanya berpangku tangan di hadapan pelanggaran yang tidak berperikemanusiaan ini.

“Al-Azhar akan memimpin pergerakan kemanusiaan dalam level Arab, dunia Islam dan Internasional, untuk menghentikan pembantaian ini,” tegas Grand Syaikh.

Kejahatan-kejahatan semacam ini, lanjutnya merupakan bentuk dukungan terhadap tindakan kejahatan terorisme yang tengah diderita oleh kemanusiaan seluruhnya;

“Kita akan memekikkan seruan kemanusiaan yang menggema untuk menuntut dihentikannya politik diskriminasi etnik dan agama di antara seluruh warga,” tegasnya.

Al-Azhar mengaku sangat prihatin atas sikap kontradiktif dari sosok yang salah satu tangannya telah membawa penghargaan Nobel Perdamaian, “namun tangan yang satunya lagi memberkati kejahatan-kejahatan yang menjadikan Perdamaian itu sendiri kabur ditiup angin,” kata Grand Syaikh seraya menyindir Aung San Su Kyi.

DUDY S.TAKDIR