Jakarta - AHAD.CO.ID, Perseteruan Arab Saudi dan Qatar seperti mendapat momentum baru menjelang musim haji tahun ini. Kini Saudi menuding Qatar mencoba melakukan internasionalisasi pengelolaan situs suci bagi Ummat Islam. Menteri Luar Negeri Saudi, Adel al-Jubeir, menolak keinginan Qatar menjadi mitra Saudi mengelola Mekah dan Madinah.”Permintaan Qatar menginternasionalisasi kota suci merupakan tindakan agresif dan bentuk deklarasi perang melawan kerajaan (Saudi-red),” katanya kepada Al Arabiya dan Al Hadath, dua media yang dekat dengan keluarga Kerajaan.
Selama ini pemerintah Saudi merupakan pengelola tunggal dua kota suci Umat Islam, Mekah dan Madinah. Dua lokasi itu menjadi tujuan pelaksanaan ibadah haji tiap tahunnya. Kesempatan warga Qatar untuk menunaikan Haji tahun ini masih belum menentu, menyusul konflik Qatar dan Saudi. Sebab, Saudi telah menyatakan melakukan boikot total terhadap Qatar lantaran dianggap membiayai aksi terorisme. Jubeir menolak upaya politisasi Jamaah Haji Qatar sebagai landasan wacana internasionalisasi pengelolaan haji.
Peryataan itu langsung ditanggapi Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani. Ia membantah Qatar mendesak mempersoalkan kewenangan Saudi mengelola Mekah dan Madinah. “Qatar tidak pernah menpolitisasi isu Haji,” ia menyergah dalam wawancara dengan Al Jazeera. Qatar justru balik menyerang Saudi. “Saudi yang mencoba mempolitisasi jamaah haji di tengah krisi Timur Tengah”. Sheikh Mohammed menegaskan Qatar tidak pernah menyinggung isu internasionalisasi pengelolaan Haji.
Jumlah jamaah haji Qatar tahun ini sendiri masih belum ada angka pasti. Pertanyaan besarnya adalah bagaimana mereka bisa mencapai Saudi. Pemerintah Saudi mremang telah memberi lampu hijau. Persoalannya, perbatasan menuju Saudi dari Qatar ditutup. Penerbangan menuju Saudi pun dilarang.
Al Arabiya melaporkan awal mula polemik internasionalisasi ini berembus dari media Qatar. Permintaan internasionalisasi serupa dengan tuntutan Iran ketika terjadi musibah pada pelaksanaan haji 2015. Kala itu, 2 ribu-an jamaah tewas dalam insiden itu. Ratusan di antaranya warga Iran. Teheran sontak menyalahkan Saudi yang dianggap gagal mengantisipasi tragedi.
Jennar Kiansantang | Newsweek