Sana’a,, AHAD.CO.ID- Menurut lembaga bantuan dunia, 17 juta penduduk Yaman tidak memiliki cukup makanan untuk menjalani bulan Ramadhan. Kondisi ini disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terbesar di dunia.
Lebih dari dua juta anak-anak kekurangan gizi akut di Yaman. Seorang anak balita meninggal setiap 10 menit karena penyakit yang tak dapat diatasi, menurut sebuah laporan UNICEF yang dipublikasikan pada Desember 2016. Demikian dikutip dari Al Jazeera, Rabu (31/5).
Selain itu, Yaman juga sedang menghadapi wabah kolera yang saat ini telah menginfeksi lebih dari 29.000 orang. Kolera merupakan salah satu dampak perang saudara sepanjang dua tahun terakhir.
Karena itu, banyak yang berebut untuk mendapatkan makanan saat bantuan datang, hanya untuk sekadar mengganjal perut. Tidak ada lagi orang yang membicarakan makanan khusus yang disiapkan dan dinikmati selama bulan Ramadhan yang biasanya meriah itu.
“Situasi kami sangat berat, kami tidak ada pendapatan selama beberapa bulan, kebutuhan pokok sulit didapat dan harganya tinggi. Barang-barang sudah tidak bisa lagi kami beli,� kata seorang warga Hodeidah, Yaman Barat, Nabil Ibrahim.
Ini adalah Ramadhan ketiga yang dihadapi Yaman dalam keadaan perang. Mayoritas penduduk hanya memiliki akses terbatas terhadap makanan dan obat-obatan.
PBB membutuhkan 2,1 miliar dolar AS (27.9 trilun rupiah) untuk memberikan bantuan makanan ke Yaman.
Sejauh ini, hanya setengah dari jumlah yang telah diajukan untuk membantu mengatasi apa yang disebut “tragedi yang belum pernah terjadi sebelumnya�.
“Orang-orang dari Hodeidah hidup dalam situasi yang tragis. Ramadhan tiba saat orang-orang sangat menderita karena gaji yang tidak dibayar, tidak ada listrik, tidak ada air dengan cuaca panas dan blokade karena perang yang sedang berlangsung di Yaman,� ujar seorang relawan badan amal sosial, Sadeq Al-Saeedi.
Konflik yang sedang berlangsung antara kelompok Houthi dan koalisi Arab telah merenggut nyawa lebih dari 10.000 orang dan mendorong negara itu ke jurang kelaparan, seperti yang dilaporkan PBB.
Hal ini juga berdampak pada fasilitas kesehatan negara tersebut. Sejumlah rumah sakit dan klinik telah dibom, sementara yang lain harus menutup pintu karena pertempuran.
Awal bulan ini, keadaan darurat diumumkan di ibukota Yaman, Sana’a, setelah wabah kolera menewaskan puluhan orang.
Reporter: Damar AH
Editor: Daniel Amrullah