Jakarta, AHAD.CO.ID- Sejak terjadinya penistaan Al Quran yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), kondisi Bangsa Indonesia semakin memprihatinkan. Persatuan bangsa centang-perenang. Alih-alih sebagai korban, Umat Islam justru seringkali dituduh menjadi pembuat onar. Padahal aksi demonstrasi yang digelar jutaan umat Islam dengan damai merupakan akibat dari hukum yang tidak tegak.
Ahad, (30/4), Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (Wasekjen MUI) Ustaz Tengku Zulkarnain menerima Beny Aprius dan Henry Sundany dari AHAD.CO.ID untuk berbincang seputar kondisi umat Islam. Berikut petikannya:
Bagaimana Kiai melihat kondisi umat Islam dan bangsa Indonesia akhir-akhir ini?
Umat Islam sekarang seperti tertekan. Saya kan sudah keliling Indonesia dari Sabang sampai Merauke, di Indonesia sekarang ini rumit, mau bicara kebenaran saja ditekan-tekan. Cobalah, akun Twitter saja diblokir, FB ulama diblokir. Katanya kan zaman demokrasi, masa ngomong di Twiter dan FB saja diblokir, apa salahnya para ulama?
Ketika para ulama mengumpulkan umat Islam untuk demo agar Ahok ditangkap, itu kan hak demokrasi, dilindungi undang-undang. Ini ada orang yang menghina agama, sudah ada sikap dari MUI, 34 MUI Provinsi sudah sepakat ini Gubernur Jakarta menghina agama, menghina Al Quran. NU, MU dan ormas Islam juga sepakat, tapi saat kita minta orang ini dibawa ke pengadilan susahnya bukan main. Setelah ada demo jutaan orang, baru diproses, itupun main-main, JPU tak sempat ngetik katanya, la ila ha ilallah. Baru sekali ini di dunia ada jaksa belum sempat ngetik, ini kan namanya membela orang yang menista agama dengan terang-terangan.
Ada pihak-pihak yang ingin membenturkan antara Indonesia dan Islam, tanggapan Kiai bagaimana?
Aneh kalau ada yang ingin membenturkan, termasuk pernyataan Kapolri, siapa yang ingin mengubah Indonesia jadi negara Islam akan berhadapan dengan saya, begitu katanya, kan tidak pantas Kapolri bicara begitu. Kita ini sejak merdeka sudah sepakat bahwa Pancasila dan UUD ’45 itu sebagai dasar negara. Sudah terjadi bermacam-macam benturan di Indonesia ini, zaman orde lama, orde baru, zaman PKI, Reformasi, sudah terjadi benturan banyak, tetap saja Pancasila berlaku. Siapa yang menjaga itu? Umat Islam lah. Itu pancasila jangan dibentur-benturkan dengan Islam, karena Pancasila itu isinya Al Quran semua.
Misalnya ya Ketuhanan yang Maha Esa, itu wa ila hukum ila huwwahid atau qul huwallahu ahad, Al Quran.
Kemanusiaan yang adil dan beradab, manusia bahasa Arab, adil bahasa Arab, adab juga bahasa Arab.
Persatuan Indonesia, ka nannas ummatan wahidah, Al Quran juga.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam pemusyawawatan perwakilan, rakyat bahasa Arab, hikmat bahasa Arab, musyawarah bahasa Arab, perwakilan juga bahasa Arab.
Keadilan sosial, adil itu cuma ada dalam Islam, adil tidak ada padanan katanya dalam bahasa Indonesia.
Jadi tak usah dibenturkan Pancasila dengan Islam, kami tidak pernah merasa Pancasila bertentangan dengan Al-Quran, justru Al-Quran itu bisa dan bebas dilaksanakan di Indonesia dengan adanya Pancasila dan UUD’45.
Umat Islam sudah mulai muncul semangat untuk bersatu, bagaimana cara merawat semangatnya?
Terus berkoordinasi dengan para ulama, sudah capek lah kita diadu domba, gara-gara qunut subuh berantem, gara-gara sayyidina berantem, sudah capek. Sekarang tugas kita mendidik anak-cucu kita menjadi generasi yang sholeh. Ancaman narkoba sangat serius loh, narkoba itu datang dari Cina tidak tanggung-tanggung, berton-ton itu datangnya. Bentengnya ya agama.
Untuk umat Islam yang masih ragu dengan kemuliaan Islam itu sendiri, bagaimana cara berdakwah kepada mereka?
Tugas kita untuk mendakwahkan keagungan Islam. Kalau dakwah, tugas kita semuanya. Ulama mengajar, kita berdakwah. Sampaikan pada mereka kehebatan Islam. Setiapa hari, siang malam ngobrolnya tentang agama, ngapain bicara yang lain? apa ada yang lebih berharga dari agama? tidak ada.
Cara agar umat tidak terjebak dalam adu domba musuh-musuh Islam?
Waspada dengan adu domba, minta petunjuk dan musyawarah kepada ulama. Sebab orang-orang komunis tidak tinggal diam, orang-orang sekuler juga tidak tinggal diam, berani mereka itu sekarang terang-terangan. Jangan mau diajak ikut paham yang aneh-aneh.
Saran dan ajakan untuk organisasi Islam menyikapi kondisi terkini?
Untuk organisasi Islam, mari layani umat, yang kedua jaga umat dari paham-paham sesat. Misalnya sekularisme, liberalisme, pluralisme, Ahmadiyah. Ketiga bimbing umat dalam memperbaiki ekonomi, sehingga ekonomi kita tidak lagi terjajah seperti sekarang ini.
Editor: Dudy S Takdir