Solok, AHAD.CO.ID- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin membuka Mudzakarah Ulama Thariqah se Asia Tenggara di Pesantren Tasawuf Rabbani, Solok, Sumatera Barat. Dalam kesempatan itu, Lukan berharap para ulama thariqah dapat mewarnai dunia dakwah dengan keteladanan ulama nusantara masa silam yang berdakwah dengan penuh kearifan.
Menurut Lukman, dakwah secara arif saat ini sangat penting, di tengah realitas bangsa yang plural, di tengah gemuruh dakwah yang cenderung membenarkan satu konsep dengan menegasikan konsep lain.
“Monopoli kebenaran dalam dunia dakwah akan menimbulkan gesekan yang kontra produktif, bahkan destruktif, baik bagi agama maupun bangsa,” kata Lukman, Ahad (02/04) yang dikutip dari laman Kemenag, Senin (3/4)
Perkembangan dunia digital yang demikian massif telah berdampak positif dalam memotong mata rantai komunikasi dalam kehidupan sosial. Namun lanjutnya, jika tidak disikapi secara arif, teknologi informasi juga menyimpan potensi bahaya cukup besar.
Dorongan paradigma dan gaya hidup serba instan, hedonistik, dan materialistik adalah sebagian kecil ekses negatif dunia digital. Mengutip ungkapan pepatah, Lukman menggambarkan manusia hari ini tak mau lagi berakit-rakit ke hulu, berenang ke tepian; bersakit-sakit dulu, bersenang-senang kemudian.
“Maunya langsung bahagia tanpa nestapa, langsung mau jadi cendekia tanpa membaca, langsung kaya tanpa usaha, bahkan langsung ingin masuk surga tanpa amal nyata,” kata Lukman.
Dalam agenda tersebut, Lukman juga meresmikan Surau Suluk Rabbani dan menyampaikan bantuan rehabilitasi asrama. Bantuan tersebut diterima langsung oleh pimpinan Pesantren Tuanku Syaikh Maulana Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani yang sekaligus sebagai Ketua Dewan Ulama Thariqah Indonesia.
Di perkirakan lebih dari seribu jemaah thariqah hadir memadati komplek Pesantren Tasawuf Rabbani. Mereka datang dari luar kota dan masyarakat sekitar. Turut hadir beberapa ulama tasawuf Asia Tenggara diantaranya dari Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam.
Editor : Dudy S Takdir