Beranda Berita Ini Nahkoda Baru Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII)

Ini Nahkoda Baru Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII)

BERBAGI

Jakarta, Ahad.co.id- Musyawarah Pleno Badan Pembina Dewan Dakwah pada Selasa (22/09) di Gedung Menara Dakwah Jl Kramat Raya 45 Jakarta Pusat, menetapkan KH Prof Didin Hafidhuddin dan Dr Adian Husaini sebagai formatur Pengurus Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) periode 2020-2025.

Dua tokoh nasional di bidang dakwah dan pendidikan itu diamanahi masing-masing sebagai Ketua Dewan Pembina dan Ketua Umum Dewan Dakwah. Kyai Didin menggantikan Prof Dr AM Saefuddin, sedang Ustadz Adian menggantikan Drs Mohammad Siddik MA.

Sebelum mengemban amanah baru, keduanya adalah Anggota Badan Pembina Dewan Dakwah. Mereka juga pejabat di Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor, masing-masing sebagai Direktur Pasca Sarjana dan Ketua Program Studi Doktor Pendidikan Islam.

UIKA adalah salah satu produk strategi Tri Pilar Dakwah M Natsir: Kampus-Masjid-Pesantren.

Di luar itu, KH Didin Hafidhuddin saat ini Ketua Umum Badan Kerjasama Pondok Pesantren Indonesia (BKsPPI). Sedang Dr Adian Husaini merintis dan mengembangkan Pesantren At Taqwa Depok.

Adian dan kawan-kawan mendirikan Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS). Ia pernah menjadi pengurus Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus Pimpinan Pusat Muhammadiyah (2005-2010), dan Wakil Ketua Komisi Kerukunan Umat Beragama MUI Pusat (2005-2011).

Didin Hafidhuddin tercatat pernah menjadi Direktur Syari’ah and Banking Institute, Ketua Dewan Syari’ah Dompet Dhuafa Republika, Ketua Dewan Pertimbangan dan Ketua Badan Amil Zakat Nasional, Anggota Dewan Syari’ah Majelis Ulama Indonesia, Ketua Dewan Syari’ah Bank Syari’ah (Bukopin, IFI, Bank Syari’ah Amanah Umah Bogor), Anggota Dewan Syari’ah Syarikat Takaful Indonesia, Dewan Syari’ah PT Permodalan Nasional Madani, Dewan Pakar Masyarakat Ekonomi Syari’ah, dan Dewan Pleno Forum Zakat.

Baca juga :   DRP Gelar Buka Puasa Bersama di Masjid Al Aqsa Palestina

Karya-karya Didin Hafidhuddin dalam bentuk buku antara lain: Zakat Dalam Perekonomian Modern (Gema Insani, 2002), Panduan Praktis tentang Zakat, Infak, dan Sedekah (Gema Insani, 2002), Manajemen Syari’ah dalam Praktek (Gema Insani, 2003), Islam Aplikatif (Gema Insani, 2003), Solusi Islam Atas Problematika Umat (Gema Insani Press, 2000), Refleksi Tiga Kyai (Republika, 2004), Sederhana Itu Indah (Republika, 2000), Dakwah Aktual (Gema Insani, 1999), Menjadi Pribadi Qur’ani, Tafsir al-Hijri (Kalimah).

Ia juga menerjemahkan buku-buku penting: Hukum Zakat (Fiqhu az-Zakat, Yusuf al-Qardlawi), Pedoman Hidup Muslim (Minhajul Muslimin, Abdurrahaman al-Jazairi), dan Konsep Ekonomi Islam (Yusuf Qardhawi).

Pada 10 November 2019, tujuh orang mendapat apresiasi sebagai ”Tokoh Zakat dan Wakaf” dari Kementerian Agama RI. Salah satunya Prof Dr KH Didin Hafidhuddin, MSc.

Sebelumnya, pada 2014, Panitia Islamic Book Fair menganugerahinya ‘’Tokoh Perbukuan Nasional 2014’’. Penghargaan serupa diperoleh Dr Adian Husaini pada 2020.

Buku karya Adian contohnya: Wajah Peradaban Barat: Dari Hegemoni Kristen ke Dominasi Sekular-Liberal (Gema Insani Press, 2005). Hegemoni Kristen-Barat dalam Studi Islam di Perguruan Tinggi (GIP, 2006) dan lain-lain serta buku bertema pendidikan: Filsafat Ilmu Perspektif Barat dan Islam, 10 Kuliah Agama Islam dan Filsafat Ilmu, Trilogi Novel Kemi, Pendidikan Islam: Mewujudkan Generasi Gemilang Menuju Negara Adidaya 2045, dan Perguruan Tinggi Ideal di Era Disrupsi. (Bowo)