Medan, Ahad.co.id- Ketua Yayasan India Muslim yang berbasis di Kota Medan Sumatera Utara, Ustaz M Sidiq Shaleh mengecam tindakan yang dilakukan ekstremis Hindu terhadap umat Islam di India.
“Ketika terjadi peristiwa ini, ghirah kami muncul. Kita harus selamatkan saudara dan agama kita,” kata dia kepada kontributor Forum Jurnalis Muslim (Forjim), Jumat (28/02/2020).
Lebih lanjut dia mengatakan, persoalan Undang-Undang Kewarganegaraan di India merupakan persoalan internal negara tersebut.
“Tapi saat mereka memulai perusakan terhadap masjid dan melakukan penganiyaan kepada umat Islam, maka sekarang ini jadi urusan kita juga,” tegas Sidiq.
Kendati demikian, dia menyatakan umat Hindu India di Indonesia khususnya di Kota Medan tak perlu khawatir. Karena selama ini, sudah terjalin toleransi yang baik.
“Karena saat Islam mayoritas, mereka pasti aman. Ini bukti bahwa Islam merupakan rahmatan lil alamin,” imbuhnya.
Sidiq mencontohkan, Masjid Jamik Kebun Bunga yang berada di bawah naungan yayasan hanya berjarak 10 meter dengan Kuil Hindu. Mereka juga seringkali berkolaborasi dalam acara kebudayaan, seperti saat membuat Litle India.
“Mereka bisa beribadah dengan tenang. Selama ini hubungan sosial tidak pernah ada masalah dengan warga Hindu India, baik dengan komunitas India muslim ataupun dengan warga lain,” kata dia.
Untuk itu, Sidiq mengajak umat Islam di Indonesia untuk ikut bersuara membela hak hidup saudara muslim di India. Sembari tetap menjaga hak hidup dan beribadah warga Hindu di Indonesia.
“Paling tipisnya, kita buat dulu demo untuk menampakan kita ikut peduli kepada saudara muslim di India. Sambil kita buktikan Islam rahmatan lil alamin, yang mengayomi agama lain,” tegasnya.
Pihaknya juga berharap Pemerintah Indonesia mengambil sikap tegas terhadap tragedi yang terjadi, tidak hanya berdiam diri.
“Karena negara kita diketahui memiliki penduduk Muslim terbesar di dunia, kalau pemerintah kita diam, akan memnbuat suasana lebih buruk,” pungkas Sidiq.
YIM sendiri sudah berdiri sejak tahun 1887, saat ini Ustaz Sidiq dan pengurus merupakan generasi ke-4. Mereka mayoritas berasal dari India Selatan yang biasa dikenal dengan Madras.
Saat ini YIM fokus pada kegiatan keagamaan dan kegiatan sosial seperti pembinaan rumah tahfidz dan muallaf centre. Mereka memiliki sejarah panjang di Medan, karena itu mendapatkan wakaf dua bidang tanah dari Sultan Deli di masa lalu. Di tanah itu kemudian mereka mendirikan dua masjid, lalu berkembang menjadi unit pendikan dan usaha hingga sekarang. (Dudy)