Jakarta, Ahad.co.id- Wacana Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi untuk mengganti ‘Assalamu’alaikum’ dengan salam Pancasila menuai berbagai protes. Salah satunya dari ulama terkemuka, Buya Yahya. Pimpinan LPPD Al Bahjah itu meminta semua tokoh di negeri ini menjaga lisan, agar tak menimbulkan gejolak di masyarakat.
Dalam sebuah tayangan di channel Youtube Al-Bahjah TV, yang dipublikasikan 23 Februari 2020, ulama yang memiliki nama lengkap Yahya Zainul Maarif itu menyampaikan kegelisahannya.
“Innalillahi wainnailaihi rajiun,” kata Buya Yahya mengawali jawaban atas pertanyaan soal pernyataan kontroversi Kepala BPIP itu.
Buya menjelaskan, jauh sebelum bangsa ini lahir dengan Pancasila-nya, Islam sudah mengajarkan mengenai nilai-nilai toleransi, kebhinekaan.
“Indonesia ini sudah tenteram, damai dengan Pancasilanya, dengan bhinneka tunggal ikanya. Mungkin termasuk yang menyerukan tadi, salam Pancasila dan lainnya, harus memahami dulu makna bhinneka tunggal ika,” ujar Buya.
Menurut Buya, sejak lama, Indonesia sudah damai dengan perbedaan yang ada, baik suku maupun agama. Namun belakangan ini, justru perbedaan yang ada di tengah masyarakat, diganggu. Dibenturkan dengan pernyataan-pernyataan kontroversial para tokoh dan pejabat, terutama berkaitan dengan nilai-nilai keyakinan masyarakat.
“Dari dulu sudah biasa ini, tidak pernah diperbincangkan. Makanya di saat orang muslim tidak mengucapkan Natal, waktu itu juga tidak masalah. Kecuali akhir-akhir ini, seolah-olah seorang muslim yang tidak mengucapkan selamat Natal menjadi muslim yang tidak tolerir. Ini kan menjadi masalah. Ini yang mengajari prasangka buruk,” ujar Buya Yahya.
“Kita perlu orang bijak, orang cerdas di dalam memilih kalimat. Kami mohon semoga Allah mengirim ke negeri ini orang-orang bijak, tokoh-tokoh bijak. Ungkapannya menyejukkan, tidak menjadikan orang berprangkaa buruk,” pungkas Buya. (Hasbi)