Jakarta, Ahad.co.id- Kritik pemain bola Mesut Özil terhadap perlakuan Cina kepada kaum muslim Uighur berbuntut panjang. Hari Senin (16/12), media milik pemerintah Cina mengancam tayangan pertandingan klub sepak bola asal Inggris itu diblokir di televisi Cina.
Editorial media milik Partai Komunis yang berkuasa di Cina, Global Times, mengecam Özil dan mengatakan bahwa dia telah melakukan “pertunjukan seperti badut” serta menggambarkan bahwa pemain sepak bola itu “bingung” dan “ceroboh” dan telah menyalahgunakan posisinya sebagai figur publik.
Dalam sebuah cuitan di Twitter pada hari Jumat (13/12) Özil yang merupakan warga negara Jerman dengan latar belakang keluarga dari Turki, mengutuk tindakan keras Cina terhadap minoritas muslim di wilayah barat Xinjiang. Özil juga mengkritik negara-negara muslim karena bungkam tentang adanya dugaan pelanggaran hak asasi manusia di sana.
#HayırlıCumalarDoğuTürkistan ?? pic.twitter.com/dJgeK4KSIk
— Mesut Özil (@MesutOzil1088) December 13, 2019
“Alquran dibakar… Masjid-masjid ditutup… Sekolah-sekolah muslim dilarang … Cendekiawan religius dibunuh satu per satu… Saudara-saudara secara paksa dikirim ke kamp-kamp,” tulis Özil dalam bahasa Turki.
“Orang-orang muslim diam. Suara mereka tidak terdengar,” ia menulis di Twitter dengan latar belakang berwarna biru dengan gambar bulan sabit putih. Ini adalah bendera ‘Turkestan Timur’ – istilah yang digunakan banyak separatis Uighur di wilayah Xinjiang.
Cuitan ini dinilai berpotensi merugikan klub Arsenal dan Liga Premier di pasar Cina yang dinilai sebagai pasar yang menggiurkan. Cina juga pernah memberlakukan ancaman yang sama terhadap pertandingan bola basket NBA pada Oktober lalu setelah manajer Houston Rockets, Daryl Morey, menyuarakan dukungannya lewat Twitter terhadap para demonstran yang mendukung demokrasi di Hong Kong.
Karena itu di platform sosial media yang populer di Cina yaitu Weibo, Arsenal mengatakan bahwa komentar itu adalah “pendapat pribadi Özil” serta menambahkan bahwa klub memiliki kebijakan untuk “tidak melibatkan diri dalam politik.”
Saat ini Cina menghadapi kecaman internasional karena telah membangun jaringan kamp di Xinjiang, yang bertujuan untuk melakukan homogenisasi terhadap kaum Uighur.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia dan para ahli mengatakan lebih dari satu juta warga Uighur dan orang-orang dari etnis minoritas muslim lainnya telah dikirim ke kamp-kamp yang dikontrol secara ketat. (Hasbi/DW)