Banten, Ahad.co.id – Dampak bencana tsunami di selat Sunda mengakibatkan aliran listrik di sejumlah daerah di Banten terputus dan padam. Peran Perusahaan Listrik Negara (PLN) dalam kondisi ini sangat vital.
Namun, pemulihan jaringan listrik tidak bisa dilakukan dengan tergesa-gesa. Perlu pengkajian lapangan cukup teliti agar tidak menimbulkan bahaya bagi masyarakat.
Demikian dijelaskan oleh Ketua Bidang Koordinasi dan Kerjasama Strategis YBM PLN atau Lazis PLN, Herry Hasanuddin saat turun memberikan bantuan tanggap darurat di wilayah Banten.
“Jadi kerusakan parah (jaringan listrik, red), PLN tidak bisa dihidupkan karena berbahaya. Listrik itu ketika dihidupkan ternyata jaringan tegangan rendahnya tidak tertata termasuk di jaringan rumah terkena bencana itu dikhawatirkan akan menyetrum. makanha kita hati-hati dalam menghidupkan listrik,” terangnya kepada wartawan di Banten, Kamis Malam (27/12/2018).
Biasanya, lanjut Herry, dilakukan penanganan dan penataan terlebih dahulu jaringan listrik agar dipastikan sudah aman sebelum dihidupkan.
“Juga selalu on-off saja, kalau dihidupkan bermasalah maka di off-kan. karena ini listrik berbahaya, jangan sampai orang tersengat mati gara-gara listrik,”ujarnya.
Waktu yang diperlukan bagi pemulihan jaringan listrik pada dasarnya diupayakan secepatnya. Karena, kebutuhan listrik sangat vital untuk menghidupkan semua lini aktivitas masyarakat.
“Sebenarnya, PLN lebih cepat lebih baik (memulihkan listrik, red), karena jika listrik hidup, SPBU, fasilitas umum dan telekomunikasi semua akan berjalan,”ungkap Vice President Pengelolaan Pajak PT PLN (Persero) itu.
Ia menegaskan saat kondisi bencana memang PLN yang mempunyai perAN untk menghidupkan kembali kehidupan di suatu kota.
Terkait penanganan bencana, Herry memiliki harapan kepada pemerintah agar lebih terdepan mengelola manajemen di lapangan. Pemerintah diharapkan kedepan dapat melakukan edukasi bagi masyarakat untuk menghadapi pra dan pasca bencana.
“Di dalam manajemen tanggap darurat pemerintah bisa menjadi leader, sehingga kalau pemerintah hadir penyaluran bisa lebih tepat sasaran dan pemulihan di semua sektor cepat normal,” tuturnya.
Ia juga berharap kepada masyarakat dalam situasi bencana tidak berada di kawasan berbahaya sehingga menjadi resiko tersendiri karena tidak siap.
“Kalau kita lihat di Jepang, negara maju, bencana dilatih, didik sehingga ketika bencana mereka sudah siap evakuasi,” tandasnya.
Bilal