Jakarta, Ahad.co.id- Sebanyak 110 anak yatim dan dhuafa se-Jabodetabek mengikuti acara khitanan massal gratis yang digelar Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (ILUNI FKUI), di Cipinang, Jakarta.
Selain biaya khitan gratis, setiap anak juga mendapat bingkisan sarung dan kopiah serta uang tali asih sebagai kadonya.
Ketua panitia Khitanan Massal ILUNI FKUI dr Jack Pradono, MHA mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan oleh tim medis dari alumni FKUI angkatan 1988 dibantu tim klinik 123 dalam rangka pengabdian kepada masyarakat. Sebagai bagian dari civitas akademika, ILUNI FKUI harus bisa memberikan manfaat untuk lingkungan sekitarnya, dengan membantu keluarga tidak mampu agar dapat menghitankan anaknya.
“Khitan adalah sunnah rasul dalam Islam, namun biayanya paling tidak Rp650 ribu per anak. Biaya ini cukup besar bagi kalangan yang dhuafa karena itu kami ingin meringankan beban mereka,” kata dr. Jack di Jakarta, Ahad (23/12/3018)
Lebih lanjut dr. Jack menjelaskan khitan itu sangat penting untuk menjaga kebersihan dan kesehatan. Beberapa hal yang penting antara lain, menjaga dari infeksi di penis dan radang saluran kencing. Infeksi bisa terjadi akibat tertahannya kencing akibat sempitnya kulup. Jika dibiarkan akan membuat berbagai macam penyakit di masa mendatang, misalnya infeksi saluran kencing dan yang paling parah adalah penyakit kanker penis.
Sebagian riset menerangkan bahwa 95% dari anak-anak yang terkena infeksi saluran kencing ternyata belum dikhitan. Sementara anak-anak yang telah berkhitan, tidak lebih dari 5%. Infeksi saluran kencing pada anak-anak berbahaya pada sebagian kondisi.
Dalam riset Wizwil, dari 88 anak yang terkena luka saluran kencing, 36% diantara mereka terkena bakteri patogen dalam darah. Tiga orang dari mereka mengeluh radang selaput, dua diantara mereka gagal ginjal. Dua diantara mereka meninggal dunia disebabkan menyebarnya mikroba patogen yang mematikan dalam tubuh.
“Di Amerika Serikat, prosentase anak yang terkena kanker penis bagi yang telah berkhitan adalah nol. Di negara yang tidak berkhitan seperti China, maka kanker penis mencapai 12 hingga 22 % dari keseluruhan kanker yang menimpa kalangan laki-laki. Ini prosentase yang tinggi sekali,” kata dr. Jack.
Kegiatan sunatan massal ini adalah bagian dari rangkaian kegiatan Dies Natalis FKUI. Selain sunatan massal, ILUNI FKUI juga mengadakan simposium dan sarasehan yang bertema kesehatan masyarakat seperti Program Nusantara Sehat dan Kemelut Keuangan BPJS.
Ketua Dies Natalis FKUI dr. Ari Djatikusumo SpM (K) mengatakan, kegiatan sunatan massal gratis sudah berjalan rutin setiap tahun dan diharapkan akan berlanjut di tahun-tahun mendatang dengan jumlah pesertanya yang semakin bertambah.
“Kedepannya, saya harap pesertanya bisa lebih banyak lagi dengan melibatkan stakeholder lainnya,” kata dr. Ari.
dr. Jack menambahkan, mimpi besarnya dari ILUNI FKUI 1988 bahkan memiliki Rumah Sehat untuk masyarakat, dimana dirinya dimandatkan untuk menjadi penanggung jawab proyek tersebut.
Dudy S.Takdir