Jakarta, Ahad.co.id – Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Mohammad Siddik mengapresiasi partisipasi tokoh-tokoh Lintas Agama pada Reuni Akbar Mujahid 212 di Monas, 2 Desember 2018.
Dalam interview tokoh-tokoh lintas agama memberikan berbagai alasan yang menunjukkan dukungan mereka atas reuni 212 yang merupakan reaksi atas pelecehan ayat suci al Quran oleh Gubernur penerus DKI saat itu, Basuki Tjahya Purnama.
“Sekaligus dukungan tokoh lintas tokoh agama Kristen, Katolik, Hindu dan Budha membantah kekhawatiran sementara kalangan bahwa reuni alumni 212 bersifat sektarian,”kata Siddik dalam keterangan resminya, Jakarta, Selasa (4/12/2018).
“Semoga saling pengertian seperti ini dapat dipelihara oleh semua pihak sesuai dengan prinsip dasar program yang mendorong Kerukunan Umat Beragama,”imbuhnya.
Selanjutnya, Siddik menganjurkan diadakannya langkah-langkah yang dapat lebih mengharmoniskan kerukunan hidup ummat beragama.
Dalam hubungan ini, Siddik menyesalkan adanya partai politik yang menolak peraturan atau undang -undang yang memfasilitasi kehidupan ummat beragama baik Islam maupun agama yang lain.
“Adanya penolakan terhadap peraturan atau undang-undang yang memfasilitasi pelaksanaan ibadah agama menunjukkan gagal faham terhadap sejarah kemerdekaan dan kesepakatan nasional oleh para ‘founding fathers’ kemerdekaan RI dari semua aliran dan agama,”ujarnya.
Pernyataan seperti itu, katanya lagu, hanya mengundang kebencian dan perpecahan diantara anak bangsa yang semuanya sudah sepakat menerima Pancasila sebagai filsafat Negara, yang otomatis harus menjadi dasar utama dalam menyusun perundangan dan tata kelola Negara ditingkat Pusat maupun Daerah.
“Adalah tugas negara memfasilitasi dan memudahnkan rakyatnya melaksanakan syariat agama anak negeri, seperti yang telah terlaksana sejak hari-hari awal kemerdekaan RI dengan didirikannya Kementerian Agama pada bulan Januari 1946 yang mengayomi semua agama,” pungkasnya
Bilal