Riyadh, Ahad.co.id- Badai politik kembali menerpa Arab Saudi. Pangeran Khaled bin Farhan Al Saud yang kini berada di pengasingan, menyerukan kudeta untuk melengserkan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud.
Pangeran Khaled telah meminta keluarga kerajaan yang lainnya untuk menggantikan Raja Salman yang dianggapnya telah mengacaukan kerajaan. Demikian dikutip dari Press TV, Jumat (25/5/2018).
Dalam sebuah wawancara dengan Middle East Eye, Khaled menganggap situasi Riyadh kini seperti gunung merapi yang bisa meletus kapan saja, serta mempengaruhi situasi global.
“Arab Saudi bisa menjadi lahan subur bagi terorisme jika terus-menerus mengalami kekacauan,” kata Khaled.
Khaled, yang tak pernah pulang ke Arab Saudi sejak lima tahun terakhir, juga menganggap Putra Mahkota Mohammed bin Salman yang gencar memberantas korupsi, sangat merendahkan keluarga kerajaan.
“Penyapuan korupsi besar-besaran hanya dilakukan Mohammed untuk mengamankan keluarganya yang terancam,” tutur dia.
Kendati mengkritik pemerintahan Arab Saudi habis-habisan, Khaled juga memuji kemajuan lain di negara asalnya, seperti mulai adanya penyetaraan hak perempuan.
Ia juga mendukung langkah Pangeran Mohammed untuk membatasi kewenangan otoritas keagamaan Saudi. Meski ia mengatakan, hal itu dilakukan untuk mendongkrak popularitas semata.
Sejak 2013, Khaled menetap di Jerman setelah mendapat suaka politik. Di sana, ia kerap berbicara dengan media dan menceritakan seperti apa sesungguhnya keluarga kerajaan Arab Saudi.
Keluarga Khaled dikabarkan sudah lama cekcok dengan keluarga lainnya. Ayah Khaled dijebloskan ke penjara pada 1980 karena mendukung Arab Saudi menjadi monarki konstitusional.
Ayahnya berasal dari klan yang tidak memiliki akses kekuasaan di kerajaan. Beberapa anggota keluarganya juga diketahui tinggal di sejumlah negara Arab lainnya dan hanya adik perempuan Khaled yang disinyalir masih berada di Riyadh.
Daniel Amrullah