Oleh Asyari Usman
AHAD.CO.ID- Banyak pihak yang tampaknya berkeberatan terhadap TVOne yang akan memutar film Pengkhiatan G30S/PKI malam nanti, Jumat (29 September 2017). Sampai-sampai ada yang menyebutkan bahwa TVOne menghadapi tekanan keras dalam berbagai bentuk agar tidak memutar film itu.
Kalau TVOne, yang boleh disebut sebagai satu-satunya televisi yang memahami ancaman komunis dan PKI di Indonesia, akhirnya membatalkan penayangan film tentang kekejaman dan kekejian PKI itu, maka menjadi terbuktilah bahwa dukungan untuk PKI sudah sangat kuat dan meluas.
Akan tetapi, sesungguhnya dengan atau tanpa pemutaran Pengkhiatan G30S/PKI, gerakan yang bertujuan untuk membersihkan nama PKI dari perbuatan kejinya pada 1965 memang sudah sangat gencar. Sangat terasa mereka telah memasuki semua lini sosial-politik. Rangkaian peristiwa di gedung YLBHI menunjukkan bahwa mereka berhasil meyakinkan banyak orang agar mendukung misi mereka.
Sekarang, yang menjadi benturan mereka adalah umat beragama dan TNI. Semoga saja militer akan dipimpin terus oleh figur yang memiliki visi dan sikap seperti yang diperlihatkan oleh Jenderal Gatot Nurmantyo.
Umat beragama, terutama umat Islam, khususnya kaum muslimin yang beraqidah lurus, tampaknya telah dipetakan sebagai kelompok yang intoleran. Yaitu, kelompok yang akan mati-matian melawan komunisme-PKI. Kelompok yang riil dan tulus ikhlas dalam bersikap anti-komunisme-PKI. Andalah yang paling keras menyuarakan tentangan terhadap kemunculan kembali komunisme dan PKI.
Anda tidak perlu cemas, resah, apalagi ragu. Tetapi Anda harus senantiasa waspada dan siap siaga.
Anda akan dipetakan sebagai “musuh” sejati komunisme-PKI. Ini artinya, Anda akan dianggap sebagai “penghalang” dalam upaya sistematis untuk memulihkan eksistensi komunisme-PKI di Indonesia. Kalau Anda dianggap “penghalang”, tentu saja mereka akan memberikan perhatian besar kepada Anda. Mereka akan fokus menghadapi Anda yang beraqidah lurus.
Para pendukung mereka yang sekarang ada di mana-mana, akan ikut berusaha keras supaya Anda bisa “dinetralkan” sehingga tidak lagi menjadi penentang komunisme-PKI.
Anda boleh saja memajangkan Tap MPRS No. XXV/1966 tentang larangan terhadap komunisme dan PKI, tetapi lembaran kertas itu tidak menjadi penghambat bagi mereka. Para aktivis, ahli-waris, dan pendukung-pendukung komunisme-PKI tidak terlalu pusing dengan Tap MPRS ini.
Boleh jadi mereka sudah membuat kalkulasi bahwa Tap MPRS yang mengganjal ini, sangat mungkin mereka perjuangkan untuk dicabut. Bukan mustahil pencabutan itu akan menjadi kenyataan jika dukungan terhadapan mereka semakin kuat. Dan, mereka sepertinya sudah lama bekerja ke arah itu.
Anda bisa lihat betapa rapinya gerakan mereka dalam menghimpun dukungan dari hampir semua elemen pro-demokrasi, pro-HAM, pro-lingkungan, pro-keadilan, dlsb. Para aktivis PKI sangat pandai meyakinkan kelompok-kelompok itu.
Para pejuang komunisme-PKI semakin percaya diri karena mereka memperkirakan sebagian besar generasi muda Indonesia tidak akan peduli lagi dengan gerakan untuk menghidupkan kembali paham dan partai itu. Mereka membaca kondisi generasi muda. Mereka senang melihat hedonisme yang melanda generasi muda.
Karena itu, Anda yang beraqidah lurus dan memahami bahaya komunisme-PKI adalah komponen yang sangat merisaukan mereka. Sebab, Anda akan menunjukkan perlawanan keras terhadap gerakan meraka. Anda membuat mereka sangat jengkel.
In-sya Allah, kewaspadaan kita semua terhadap gerakan mereka, akan mampu menggagalkan rencana kebangkitan dan pembangkitan komunisme-PKI dalam segara bentuk. Amin, Allahumma amin!
(Penulis adalah wartawan senior)