Jakarta, AHAD.CO.ID- Antusiasme dan euforia Nobar (Nonton Bareng) Film Nyai Ahmad Dahlan (NAD) pada pemutaran perdana bisa disaksikan di beberapa tempat. Salah satu yang terlihat adalah pada hari Kamis (24/8) sore terlihat ratusan santri dan anak anak panti beserta para pengasuhnya berbaris antri untuk mengambil tiket masuk ke studio XXI di Pondok Indah Mall, JakSel.
Sebanyak 600 tiket sudah diborong oleh Yayasan Darul Rizki Pratama untuk dibagi bagikan kepada ratusan anak anak panti asuhan yang tersebar di beberapa tempat di Jakarta serta para santri santri penghafal Al-Quran, guna bisa menyaksikan pemutaran perdana Film Nyai Ahmad Dahlan di studio XXI PIM itu.
“Film ini bagus sekali, jadi menginspirasi kita kita sebagai generasi muda untuk terus berjuang dan berdakwah mengenalkan Islam ke masyarakat seperti yang dilakukan Nyai Ahmad Dahlan di film itu,” ujar Shafna seorang remaja putri berjilbab panjang yang juga turut hadir di acara nonton bareng malam itu.
Acara Nobar itu sendiri dimulai sore hari karena jadwal pemutaran film NAD di PIM itu terjadwal pukul 5 sore. Sebelum film mulai ditayangkan, salah satu pengurus Yayasan, ustad Rizky Ardiansyah memberikan sambutan pembukaan, agar bisa menyaksikan film ini dengan baik dari awal sampai selesai. Agar bisa mengambil manfaat kebaikan dari film yang bernuansa sejarah keislaman salah satu tokoh pahlawan bangsa ini.
Lain hal nya lagi dengan komentar dari 3 orang remaja putra santri dari Darul Quran (DaQu), Tanggerang ketika ditemui seusai menonton film Nyai Ahmad Dahlan ini. Secara bersamaan santri DaQu yang bernama Humaidi, Wirayuda dan Alif Bani meminta agar lebih banyak lagi tayangan atau film film bermutu dan bagus seperti ini.
Karena menurut mereka film ini selain kaya akan sejarah perjuangan dari para pahlawan bangsa juga bernuansa religi keislaman yang sangat bermanfaat buat generasi muda seusia mereka.Bahkan mereka mengusulkan akan ada banyak lagi tokoh pahlawan nasional muslim yang akan dibuat lagi filmnya. Agar bisa menjadi insiprasi bagi banyak generasi muda di Indonesia.
DANIEL AMRULLAH